MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim telah berhasil menghancurkan empat unit peluncur roket laras banyak (MLRS) HIMARS di Ukraina. Senjata itu adalah bantuan Amerika Serikat (AS) yang disebut membantu mengubah perbandingan kekuatan dalam pertempuran Donbass.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, pada Jumat (22/7/2022).
Konashenkov menyebut, pada 5-20 Juli 2022, pasukan Rusia telah menghancurkan empat unit peluncur HIMARS dan satu unit transporter roket.
“Dari 5 hingga 20 Juli, dari seluruh sistem peluncur roket laras banyak HIMARS buatan AS yang dikirim ke Ukraina, empat unit peluncur dan satu unit transporter roket telah dieleminasi menggunakan senjata berpresisi tinggi,” kata Konashenkov dikutip TASS.
Baca Juga: Jemawa, AS Sebut Rusia Selalu Gagal Hancurkan Sistem Rudal HIMARS yang Dikirim ke Ukraina
Berdasarkan klaim Moskow, maka Rusia telah menghancurkan seperempat dari total unit HIMARS yang dikirim Washington ke Ukraina. Sejauh ini, AS dilaporkan telah menyerahkan 16 unit HIMARS kepada Kiev.
Konashenkov menambahkan, unit-unit HIMARS itu dilumpuhkan di dekat daerah Malotaranivka, Kostyantynivka, dan Krasnoarmeysk
Ketiga daerah itu terletak di Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk, salah satu provinsi pembentuk kawasan Donbass yang diperebutkan Ukraina dengan separatis pro-Rusia.
Peluncur roket M142 HIMARS sendiri adalah MLRS dengan mobilitas tinggi yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi pertahanan AS, Lockheed Martin.
HIMARS memiliki enam laras untuk roket kaliber 227mm dan/atau satu rudal balistik taktis ATACMS. Unit MLRS ini bisa menembakkan 20 tipe amunisi dengan jarak jangkau 30-80km untuk roket dan 300km lebih untuk rudal balistik taktis.
Washington memasok HIMARS ke Ukraina sejak Juni lalu seiring gencarnya permintaan senjata berat dari Kiev. Ukraina butuh senjata berat untuk menghadapi superioritas artileri Rusia di front timur.
Baca Juga: Pertempuran Besar Menanti di Selatan Ukraina, Rusia Bersiap Hadapi Serangan Balik
Sumber : Kompas TV/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.