ASTANA, KOMPAS.TV - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengamankan masa jabatan kedua dalam pemilihan cepat pada Minggu (20/11/2022).
Ia memenangi 81,31 persen suara, kata Komisi Pemilihan Pusat Kazakhstan mengutip data awal, Senin (21/11/2022), seperti yang dilaporkan The Straits Times. Mantan diplomat berusia 69 tahun itu diperkirakan akan menang.
Kemenangan tersebut memperpanjang kekuasaannya selama tujuh tahun dan memberinya mandat yang kuat untuk melanjutkan kebijakan luar negerinya yang semakin mandiri, karena bekas republik Soviet itu menghadapi krisis Rusia-Ukraina.
Jumlah pemilih mencapai 69,44 persen, dengan lima kandidat lainnya mencetak angka satu digit, menurut data.
Pilihan terpopuler kedua yang dipilih oleh pemilih adalah “melawan semua orang”, dengan 5,8 persen surat suara.
Beberapa rekan pemimpin Asia Tengah memberi selamat kepada Tokayev pada Senin pagi sebelum hasil awal diumumkan, karena jajak pendapat yang diterbitkan sebelumnya menunjukkan angka yang sama.
Tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dibuka Minggu pukul 07.00 waktu setempat.
Baca Juga: Kejutan! Kazakhstan Segera Gelar Pilpres, Dua Kandidat Unggulan adalah Perempuan
Hampir 12 juta pemilih di negara Asia Tengah yang luas itu memiliki waktu hingga pukul 8 malam untuk memberikan suara mereka dalam pemungutan suara.
Pada pemilihan presiden Minggu kemarin, dua dari enam kandidatnya adalah perempuan.
"Ini akan menjadi pemilihan presiden ke-7 Kazakhstan sejak memperoleh kemerdekaan pada 1991 dan ini bisa dianggap sebagai tonggak utama baru dalam perkembangan demokrasi di negara kami," kata Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov di Jakarta, Jumat (18/11/2022) lalu, seperti dilaporkan Antara.
Enam calon presiden dalam pemilihan presiden Kazakhstan Minggu lalu adalah Qaraqat Abden dari Asosiasi National Alliance of Professional Social Workers, Saltanat Tursynbekova dari Asosiasi Kazakh Mothers-the Way to Traditions, Meyram Qazhyken dari Asosiasi Commonwealth of Trade Unions of Kazakhstan Amanat.
Kemudian Kassym-Jomart Tokayev dari sejumlah asosiasi publik, Zhiguli Dayrabayev dari Asosiasi People's Democratic Patriotic Party Auyl, dan Nurlan Auesbayev dari Asosiasi National Social Democratic Party.
Dari enam kandidat tersebut, dua calon presiden perempuan adalah Qaraqat Abden dan Saltanat Tursynbekova.
Dubes Sarekenov mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, kandidat perempuan mencalonkan diri sebagai presiden.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.