KIEV, KOMPAS.TV - Angkatan Bersenjata Ukraina merilis nama terduga tawanan perang yang dieksekusi pasukan Rusia. Video eksekusi tawanan tak bersenjata ini viral di media sosial sejak Senin (6/3/2023).
Militer Ukraina menyebut tawanan itu diduga adalah Tymofiy Mykolayovych Shadura, tentara dari Brigada Mekanis ke-30 Ukraina. Namun, konfirmasi final mesti menunggu jasad tawanan tersebut dibawa otoritas Ukraina.
Baca Juga: Pasukan Ukraina Terdesak di Bakhmut, Zelenskyy dan Panglima Militer Masih Enggan Perintahkan Mundur
Shadura sendiri dinyatakan hilang di dekat Bakhmut, kota yang saat ini menjadi titik pertempuran terpanas Rusia vs Ukraina, sejak 3 Februari 2023 silam.
"Saat ini, jasad tentara kami masih di wilayah yang sementara diduduki (Rusia). Konfirmasi final identitasnya bisa dipastikan setelah jasadnya kembali dan dilakukan pemeriksaan relevan," demikian bunyi pernyataan militer Ukraina dikutip The Guardian, Selasa (7/3).
"Komando Brigada Mekanis ke-30 dan saudara-saudara sang pahlawan menyampaikan belasungkawa ke kerabat dan teman-temannya. Pembalasan untuk pahlawan kami tidak terhindarkan. Jayalah Ukraina! Jayalah para pahlawan!" lanjut pernyataan tersebut.
Video berdurasi 12 detik yang menunjukkan tawanan Ukraina dieksekusi Rusia pertama disebar ke Telegram pada Senin (6/3) lalu kemudian viral di Twitter. Video itu menunjukkan si tawanan yang tak membawa senjata terlihat diberondong senapan otomatis Rusia.
Dalam video, pria yang diduga Shadura berdiri di parit dangkal sambil merokok. Pria yang mengenakan seragam berlencana bendera Ukraina itu kemudian mengatakan, "Jayalah Ukraina" lalu diberondong peluru.
Tawanan itu kemudian tersungkur seiring peluru menghujani tubuhnya. Setelah tawanan mati, terdengar seseorang berkata dalam bahasa Rusia, "Mampus kau, jalang."
Video eksekusi tawanan tersebut menuai respons keras dari Kiev. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berikrar akan menemukan tentara Rusia yang mengeksekusi tawanan itu.
Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin juga menyebut pihaknya telah membuka investigasi eksekusi tawanan itu sebagai kasus kriminal. "Bahkan perang punya aturan tersendiri," tegas Kostin.
Baca Juga: Pejabat Ukraina Tuduh Rusia Culik Puluhan Ribu Anak-Anak: Ini Genosida
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.