Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Tegaskan Investigasi Pidana terhadap Bos Wagner Tetap Aktif, Prigozhin Masih Senyap

Kompas.tv - 26 Juni 2023, 19:50 WIB
rusia-tegaskan-investigasi-pidana-terhadap-bos-wagner-tetap-aktif-prigozhin-masih-senyap
Yevgeny Prigozhin (kanan), pemilik perusahaan militer Wagner Group, duduk di dalam kendaraan militer dan diajak berswafoto oleh warga di jalanan Rostov-on-Don, Rusia, Sabtu, 24 Juni 2023. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kasus pidana yang menjerat bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin ternyata masih aktif dan dalam tahap penyelidikan.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang narasumber di Kejaksaan Agung Rusia pada Senin (26/6/2023).

Prigozhin tetap akan dituntut terkait pemberontakan bersenjata yang dikobarkannya bersama pasukan Wagner pada Jumat (23/6) hingga Sabtu (23/6) kemarin.

Apabila divonis bersalah, Prigozhin dapat dijatuhi hukuman penjara 12-20 tahun.

"Kasus pidana terhadap Prigozhin tidak ditutup. Penyelidikan masih berlangsung," kata narasumber tersebut kepada TASS, Senin (26/6).

Baca Juga: Dibuang ke Belarusia Usai Batalkan Kudeta Wagner, Keberadaan Yevgeny Prigozhin Tak Diketahui

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) dilaporkan masih menangani kasus ini.

Prigozhin diduga melanggar Pasal 279 KUHP Rusia tentang mengorganisasi pemberontakan bersenjata.

Prigozhin setuju diasingkan ke Belarusia usai mendapat jaminan keamanan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Sabtu (24/6), pria yang dulu dikenal sebagai "koki Putin" itu sepakat mengakhiri pemberontakan.

Kremlin pun berjanji akan mengampuni setiap personel Wagner yang terlibat pemberontakan.

Sedangkan personel yang tak berpartisipasi dijanjikan akan dikontrak Kementerian Pertahanan Rusia.

Yevgeny Prigozhin tak kunjung menampakkan diri usai sepakat diasingkan ke Belarusia.

Keberadaan Prigozhin setelah pemberontakan belum bisa dikonfirmasi.

Baca Juga: Pemberontakan Wagner Disebut Membuat Posisi Vladimir Putin Melemah di Rusia



Sumber : Kompas TV/TASS



BERITA LAINNYA



Close Ads x