Kompas TV internasional kompas dunia

Korea Selatan Sebut Korea Utara Bersiap Uji Coba Lagi Peluru Kendali Balistik Antarbenua

Kompas.tv - 18 Agustus 2023, 05:30 WIB
korea-selatan-sebut-korea-utara-bersiap-uji-coba-lagi-peluru-kendali-balistik-antarbenua
BERKAS - Foto ini disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan menampilkan sebuah objek yang diselamatkan oleh militer Korea Selatan yang diduga merupakan bagian dari kendaraan peluncur antariksa Korea Utara yang jatuh ke laut setelah kegagalan peluncuran, di Laut Barat, Korea Selatan, pada tanggal 15 Juni 2023. (Sumber: Kementerian Pertahanan Korea Selatan melalui AP, Berkas)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara dilaporkan bakal segera untuk melakukan lagi uji coba peluru kendali balistik antarbenua (ICBM).

Dilansir dari Associated Press, Kamis (17/8/2023), Badan Intelijen Korea Selatan menyebut Korea Utara sedang mempersiapkan upaya kedua untuk mengorbitkan satelit mata-mata serta menguji peluru kendali jarak jauh untuk memperingati hari ulang tahun penting negara.

Langkah tersebut diambil pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai respons terhadap latihan militer besar Amerika Serikat-Korea Selatan yang dimulai minggu depan serta pertemuan tiga negara Amerika Serikat-Korea Selatan-Jepang di Camp David, Amerika Serikat, pada hari hari ini Jumat (18/8).

Layanan Intelijen Nasional (NIS) mengatakan kepada anggota parlemen Korea Selatan dalam pertemuan tertutup bahwa Korea Utara mungkin akan mencoba meluncurkan satelit mata-mata pada akhir Agustus atau awal September menjelang ulang tahun ke-75 negara pada 9 September.

Menurut Yoo Sang-bum, salah satu anggota parlemen yang menghadiri sesi pertemuan itu, badan intelijen itu mengatakan bahwa Korea Utara telah menguji mesin untuk roket yang akan digunakan untuk peluncuran satelit dan telah memasang antena darat tambahan untuk menerima data satelit.

Sebelumnya, Kim Jong Un telah berjanji untuk membuat sejumlah sistem senjata canggih termasuk satelit rekognisi militer. 

Korea Utara mencoba peluncuran satelit pada akhir Mei, tetapi roket tersebut jatuh ke laut segera setelah lepas landas. Media negara Korea Utara mengatakan bahwa roket kehilangan dorongan setelah pemisahan tahap pertama dan kedua.

Sementara dari Militer Korea Selatan mengatakan bahwa serpihan dari satelit tersebut menunjukkan ternyata teknologinya tidak cukup canggih untuk melakukan rekognisi militer seperti yang diakui.

Baca Juga: Kim Jong-Un Maki Pejabat Korea Utara karena Dianggap Gagal Cegah Kerusakan akibat Badai Tropis

Lebih lanjut, NIS juga mengungkapkan bahwa mereka juga telah mendeteksi aktivitas yang luar biasa sibuk di fasilitas Korea Utara yang memproduksi rudal balistik antarbenua bertenaga padat dan di lokasi lain yang terkait dengan rudal balistik antarbenua bertenaga cair.

NIS mengatakan persiapan peluncuran tersebut dimaksudkan sebagai protes terhadap pertemuan di Camp David atau latihan militer Amerika Serikat-Korea Selatan yang dimulai pada hari Senin depan.

Korea Utara memanh sangat peka terhadap upaya Amerika Serikat dalam memperkuat aliansinya dengan Korea Selatan dan Jepang.


Sejak tahun 2022, Korea Utara telah melaksanakan lebih dari 100 uji coba peluru kendali, dengan tujuan memperkuat kapabilitas militer mereka sebagai respons terhadap latihan militer Amerika Serikat-Korea Selatan yang semakin meluas. Latihan tersebut diketahui melibatkan kapal induk Amerika Serikat, pembom nuklir, dan kapal selam bersenjata nuklir.

Korea Utara sebelumnya telah membuktikan bahwa peluru kendali antarbenua mereka memiliki jangkauan potensial hingga daratan Amerika Serikat, tetapi banyak analis percaya bahwa negara tersebut masih perlu mengatasi beberapa tantangan teknologis yang tersisa.

Sementara peluru kendali dengan jangkauan lebih pendek yang dimiliki oleh Korea Utara dapat mengincar Korea Selatan dan Jepang.

Dari empat jenis peluru kendali antarbenua yang dikenal milik Korea Utara, tiga menggunakan bahan bakar cair dan satu menggunakan bahan bakar padat. Peluru kendali bertenaga padat lebih mudah untuk dipindahkan dan ditembakkan dengan cepat, sehingga sulit dideteksi sebelum peluncuran. 

Baca Juga: Kim Jong-un Sidak Pabrik Rudal Korea Utara, Perintahkan Industri Genjot Produksi Senjata



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x