MEXICO CITY, KOMPAS.TV - Dua pimpinan kartel narkoba terkenal di Meksiko, Kartel Sinaloa, dilaporkan menggunakan manusia dalam uji coba salah satu obat paling mematikan di dunia yang mereka produksi.
Hal itu terungkap setelah otoritas Amerika Serikat (AS) mendakwa Los Chapitos dan anggota geng lainnya yang bertanggung jawab atas masuknya fentanyl, narkoba mematikan, ke negara itu.
Los Chapitos adalah putra-putra bos Kartel Sinaloa, Joaquin Guzman atau El Chapo.
Baca Juga: Pengiriman Senjata dari Korea Utara ke Rusia Diyakini Sudah Terjadi, Indikasinya Mengejutkan
Di antara nama yang didakwa adalah Jorge Humberto Figueroa Benitez atau El 27, dan Nestor Isidro Perez Salas, atau El Nini.
Dilansir Daily Star, Jumat (6/10/2023), otoritas AS menjanjikan USD1 juta atau setara dengan Rp15,7 miliar dan USD3 juta (Rp46,9 miliar) bagi yang dapat memberi informasi yang berujung pada penangkapan mereka.
El 27 diketahui bertanggung jawab atas keamanan El Nini, yang mengontrol gerakan sayap bersenjata kartel itu. Keduanya terlibat dekat dengan aktivitas perdagangan Los Chapitos.
Dalam dakwaannya, Kejaksaan Distrik Selatan New York menggambarkan bagaimana keduanya menggunakan manusia sebagai subjek uji coba fentanyl.
Padahal, kartel itu memiliki kemampuan teknis untuk menguji obat tersebut di laboratorium.
Dokumen tersebut mengungkapkan bagaimana mereka melakukan percobaan dengan menggunakan seorang perempuan yang disuntik fentanyl berulang kali dengan potensi lebih rendah hingga akhirnya overdosis dan meninggal.
Mereka juga disebut menguji fentanyl kepada individu yang diikat.
Dakwaan tersebut juga menyatakan tiga peracik di laboratorium fentanyl yang mereka kendalikan, meninggal setelah mencoba produk itu.
Baca Juga: Presiden Belarusia Lukasehnko Takut-takuti AS: Persenjatai Ukraina Bikin Rusia Pakai Senjata Nuklir
Menurut El Diario Del Narco, El 27 disebut-sebut pernah sesumbar terkait kekuatan fentanyl dalam pertemuan yang berlangsung pada 22 Juni 2022.
Los Chapitos kini melarang bawahannya memproduksi fentanyl menyusul dakwaan dan penangkapan putra El Chapo, Ovidio Guzman, pada Januari lalu.
Baru-baru ini terungkap bahwa mereka membunuh pengedar mereka sendiri karena gagal mematuhi larangan tersebut.
Putra-putra El Chapo yang tersisa pun mengeluarkan pernyataan bahwa setelah penangkapan Ovidio, mereka mengeklaim tak ada hubungannya dengan fentanyl yang masuk ke wilayah AS.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.