Kompas TV internasional kompas dunia

Kian Mesra, Vladimir Putin dan Xi Jinping Sepakat Terkait Perang di Ukraina

Kompas.tv - 16 Mei 2024, 16:09 WIB
kian-mesra-vladimir-putin-dan-xi-jinping-sepakat-terkait-perang-di-ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu Presiden China Xi Jinping dalam kunjungannya di Beijing, Kamis (16/5/2024). (Sumber: AP News)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

BEIJING, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke China, yang semakin menegaskan kian mesranya kedua negara.

Putin mengunjungi China dan bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing, Kamis (16/5/2024).

Keduanya dilaporkan telah sepakat terkait perang di Ukraina.

Baca Juga: Salah Sasaran, 5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tank Militernya Sendiri di Gaza

Dikutip dari BBC Internasional, pada pengarahan bersamanya, Putin dan Xi mengungkapkan telah sepakat bahwa perang di Ukraina harus menemui solusi politik.

Namun, mereka tak memberikan detail dari solusi politik yang dimaksud.

China sebelumnya telah menawarkan proposal perdamaian pada tahun lalu.

Sayangnya, proposal perdamaian tersebut telah dikritik balik oleh Ukraina dan sekutu Barat-nya.

Putin mengatakan, ia akan menginformasikan Xi terkait situasi seputar krisis Ukraina, pada pertemuan informal mereka.

Kemesraan keduanya terlihat, baik Xi dan Putin saling memuji hubungan strategis dari China dan Rusia.

Mereka juga saling memuji atas meningkatnya hubungan perdagangan bilateral mereka, di mana kedua negara telah menandatangani sejumlah kesepakatan kerja sama baru.

Kunjungan ke China menjadi kunjungan kenegaraan Putin yang pertama, setelah diresmikan menjadi Presiden Rusia untuk kelima kalinya, Maret.

Putin akan mengunjungi Harbin, pada Jumat (17/5/2024).

Sejak perang Rusia di Ukraina terjadi pada Februari 2022, China memang selalu memberikan dukungannya ke Putin.

Baca Juga: Sejumlah Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih: Kami Harus Keluarkan Mereka

Beijing dituduh telah membantu perang Rusia dengan memasok komponen dan teknologi ke Moskow.

Namun, China mengatakan, pasokan itu bukanlah senjata pembunuh, dan memiliki aplikasi perdagangan.

Rusia tengah menghadapi sanksi dari AS, dan sekutu Barat-nya, yang bertujuan melemahkan mesin perang Moskow.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x