Kompas TV internasional kompas dunia

Benjamin Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Perang di Gaza Usai?

Kompas.tv - 17 Juni 2024, 17:49 WIB
benjamin-netanyahu-bubarkan-kabinet-perang-israel-perang-di-gaza-usai
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 6 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang Israel yang berisi enam anggota.

Kabinet perang Israel dibentuk setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu.

Berdasarkan laporan Al-Jazeera, Senin (17/6/2024), Netanyahu memutuskan keputusan tersebut dalam pertemuan kabinet keamanan politik malam sebelumnya.

Baca Juga: Hari Kedua Iduladha: Israel Terus Bombardir Gaza, Keluarga Palestina Tak Punya Kesempatan Berkumpul

Mundurnya Benny Gantz dari kabinet perang disebut sebagai alasan dibubarkannya kabinet perang.

Sebelumnya rekan koalisi sayap kanan Netanyahu mendorong agar dibentuknya kebinet perang baru setelah Gantz yang dikenal sebagai politikus yang lebih ke tengah, memutuskan mundur.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gbir, yang menegaskan Israel harus melanjutkan bombardir ke Gaza, telah meminta agar kabinet perang baru dibentuk dan menampilkan pemimpin partai koalisi.

Namun, Netanyahu dilaporkan telah menolak keinginan mereka.

“Kabinet itu merupakan kesepakatan koalisi dengan Gantz, sesuai permintaannya. Setelah Gantz pergi, tak perlu ada kabinet lagi,” kata Netanyahu.

Namun, pembubaran tersebut tak berarti bahwa perang di Gaza bakal usai.

Netanyahu kini diyakini hanya akan berkonsultasi mengenai perang di Gaza dengan kelompok kecil menteri, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Pengunduran diri Gantz dari kabinet perang menarik satu-satunya kekuatan sentris dalam koalisi sayap kanan tersebut, di tengah serangan selama berbulan-bulan di Gaza.

Gantz mengklaim pemerintahan Netanyahu gagal menyajikan rencana pasca-perang di Gaza, dan merupakan hambatan bagi kemenangan sejati Israel.

Gantz juga menyerukan pemilihan umum, dan perdana menteri menghadapi tekanan berat di tengah seruan untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas, untuk membebaskan sandera Israel di Gaza.

Baca Juga: Israel Gunakan Dermaga AS Untuk Serang Gaza, PBB Pertimbangkan Hentikan Distribusi Bantuan dari Sana

Tetapi di sisi lain,Netanyahu juga mendapat tekanan dari pendukung garis kerasnya.

Media Israel mengatakan Ben-Gvir telah mengirimkan surat kepada Netanyahu untuk memerluas kabinet perang.

Namun kabinet perang baru yang bakal terpengaruh sayap kanan seperti Smotrich dan Ben-Gvir akan menguji hubungan mereka dengan rekan internasional seperti Amerika Serikat (AS), yang menyerukan agar agar serangan darat ke Rafah dihentikan dan ditingkatkannya kiriman bantuan ke Gaza.


 



Sumber : Al-Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x