GAZA, KOMPAS.TV - Israel mengungkapkan telah membunuh wakil Komandan Militer Hamas Mohammed Deif, Rafa Salama, dalam serangan di Gaza.
Tapi hingga saat ini, nasib dari komandan Brigade Al-Qassam tersebut masih belum diketahui.
Sebelumnya pada Maret 2024, militer Israel mengeklaim telah membunuh wakil Deif langsung, Marwan Issa dalam sebuah serangan di Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Minggu (14/7/2024), bahwa kepala Brigade Khan Younis sekaligus wakil Deif, Rafa Salama telah dibunuh dalam serangan pada Sabtu (13/7/2024).
Baca Juga: Putin Ogah Hubungi Trump, Kremlin Yakin Presiden Rusia Tak Akan Bernasib Sama
Dikutip dari CNN Internasional, berdasarkan pernyataan tersebut, Salama merupakan salah satu orang yang dekat dengan Deif. Ia juga disebut salah satu otak dari serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Namun, masih belum diketahui apakah Deif tewas dalam serangan tersebut. Militer Israel tengah memverifikasi apakah Deif benar terbunuh.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga mengakui masih belum pasti apakah ia telah meninggal.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina. Selain itu melukai 300 orang lainnya di Al-Mawasi, yang ditetapkan sebagai zona kemanusiaan.
Wakil Direktur dan Koordinator Kemanusiaan Badan Pengungsi Palestina UNRWA Scott Anderson menggambarkan apa yang ia lihat di rumah sakit terdekat setelah serangan itu pemandangan paling mengerikan yang pernah dilihatnya selama Sembilan bulan di Gaza.
Deif merupakan salah satu tokoh berkuasa di Hamas yang paling sulit ditangkap, dan juga menjadi salah satu arsitek serangan 7 Oktober.
Baca Juga: Penembak Trump Ternyata Pernah Ditolak Klub Menembak Sekolah, Tembakkannya Sering Meleset
Ia telah memimpin sayap kelompok militan Palestina selama lebih dari dua dekade.
Jika kematiannya dikonfirmasi, Deif akan menjadi profil pemimpin Hamas tertinggi yang terbunuh di Gaza dalam serangan Israel.
Intelijen Israel selama sepekan terakhir mengungkapkan mereka telah membunuh 25 operasi Hamas yang terkait serangan 7 Oktober.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.