ISTANBUL, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengecam keras pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) lalu.
Wang mengatakan pembunuhan tersebut melanggar norma dasar hubungan internasional dan Piagam PBB.
Pembunuhan Haniyeh, kata dia, “meningkatkan eskalasi” dan membuat situasi di kawasan menjadi “lebih berbahaya”.
"Aksi balasan hanya memicu siklus kekerasan, dan kekerasan melahirkan lebih banyak kekerasan, memperburuk konflik,” tegasnya, Selasa (6/8/2024), dikutip Anadolu.
Baca Juga: Buntut Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Iran Tangkap Puluhan Orang demi Cari Pelaku
Ketegangan di Timur Tengah makin meningkat setelah pembunuhan Haniyeh, disusul pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon oleh Israel.
Hamas dan Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Namun Tel Aviv belum mengonfirmasi maupun membantah tuduhan tersebut.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, berjanji memberikan “hukuman keras” atas serangan di tanah Iran tersebut.
Pada Selasa, Hamas menunjuk Yahya Sinwar, kepala Hamas di Gaza, sebagai pemimpin baru biro politik.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan Wang membahas pembunuhan Haniyeh dengan Menlu Mesir Badr Abdelatty dan Menlu Yordania Ayman Safadi lewat telepon pada Selasa (6/8/2024).
Baca Juga: Hamas Umumkan Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru, Dipandang Jadi Sinyal Perlawanan Habis-habisan
Diplomat tertinggi China itu mengatakan kepada Abdelatty dan Safadi bahwa Beijing “tegas menentang dan mengutuk keras pembunuhan ini, yang melanggar norma dasar hubungan internasional, melanggar kedaulatan Iran, dan merusak proses negosiasi gencatan senjata di Gaza.”
“Pembunuhan ini melanggar prinsip dasar Piagam PBB,” kata Wang kepada Abdelatty.
“Kunci untuk menghindari situasi yang semakin memburuk adalah mencapai gencatan senjata yang komprehensif dan permanen di Gaza secepat mungkin,” ujar Wang.
Pembunuhan Haniyeh, menurut dia, “sangat merusak upaya perdamaian dan membuat gencatan senjata di Gaza semakin sulit dicapai.”
Dia mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi gencatan senjata di Gaza tetapi “perang belum berhenti.”
“Tidak boleh ada standar ganda dalam konflik Gaza,” tegas Wang.
Israel telah membunuh hampir 40.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel, menewaskan 1.200 orang.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.