LAN SAK, KOMPAS.TV— Sebuah kota kecil di Thailand mempersiapkan pemakaman massal untuk 23 anak dan guru sekolah yang meninggal dalam kebakaran bus. Para korban meninggal ketika dalam perjalanan karya wisata sekolah.
Beberapa penduduk dan biksu menunggu hingga lewat tengah malam di Wat Khao Phraya Sangkharam, sebuah kuil Buddha di Kota Lan Sak di provinsi Uthai Thani, Thailand. Mereka bersiap untuk menerima jenazah yang diberangkatkan dari Bangkok.
Di aula pertemuan sekolah, penjual bunga datang lebih awal untuk memajang bunga-bunga putih besar yang diletakkan di depan deretan peti mati. Potret korban yang meninggal pun diletakkan di depan peti berwarna putih tersebut. Seorang wanita tua menangis di depan foto seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. Air mata mengalir di wajahnya, menunjukkan duka mendalam yang dirasakannya.
Para kerabat juga terlihat meletakkan makanan, kudapan, dan minuman sebagai persembahan di atas peti jenazah. Ini merupakan sebuah tindakan penghormatan yang secara simbolis memiliki arti untuk mengirimkan makanan dan berkat kepada mereka yang meninggal.
Baca Juga: Polisi Thailand Tangkap Pengemudi Bus yang Terbakar dan Menewaskan 23 orang
Kuil tersebut berada di dekat sekolah anak-anak yang meninggal. Di pedesaan Thailand, sangat umum jika sebuah sekolah berada di halaman kuil.
Pemakaman para korban dijadwalkan akan dihadiri oleh Kepala Dewan Penasihat Thailand sebagai perwakilan keluarga kerajaan. Raja Maha Vajiralongkorn telah mengumumkan, upacara kremasi kerajaan akan diadakan minggu depan untuk menghormati para korban.
Sebelumnya, keluarga korban juga sudah berada di Bangkok untuk membantu mengidentifikasi korban yang terbakar.
Enam guru dan 39 siswa sekolah dasar dan menengah pertama berada di dalam bus yang terbakar pada hari Selasa lalu, di jalan raya di pinggiran Kota Bangkok. Api menyebar begitu cepat, sehingga hanya 22 orang yang berhasil melarikan diri.
Di media sosial, tersebar informasi bahwa para orang tua sebenarnya ragu untuk mengirim anak-anak mereka untuk pergi karya wisata sekolah itu. Mereka juga menyatakan kemarahan mendalam tentang potensi adanya kelalaian dalam hal keselamatan perjalanan.
Seperti dikutip dari The Associated Press, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah kebakaran itu disebabkan oleh kelalaian dan mengajukan beberapa tuntutan awal terhadap pengemudi, termasuk tuntutan bahwa dia telah mengemudi secara gegabah.
Namun demikian, polisi belum menentukan penyebab pasti kebakaran bus. Tetapi berdasarkan pengakuan pengemudi, ban depan bus itu tidak berfungsi dengan baik. Bus yang hilang kendali kemudian menggesek pembatas jalan raya beton. Percikan api dari gesekan tersebut kemungkinan telah memicu tabung gas yang sangat mudah terbakar di dalam bus.
Baca Juga: Kesaksian Guru yang Selamat dari Kebakaran Bus Sekolah di Thailand: Api Menyebar sangat Cepat
Di Thailand memang banyak kendaraan yang menggunakan gas alam terkompresi sebagai bahan bakarnya. Bus nahas itu memiliki 11 tabung gas di dalamnya, tetapi sebenarnya izin untuk memasangnya hanya sebanyak enam tabung. Pemilik perusahaan bus menyatakan bahwa tabung gas tersebut telah lulus standar keselamatan.
Sementara itu, Departemen Transportasi Darat Thailand sedang melaksanakan inspeksi mendesak terhadap semua bus berbahan bakar gas alam.
“Departemen tersebut juga akan meningkatkan pedoman keselamatannya untuk mewajibkan pelatihan manajemen krisis bagi pengemudi dan inspeksi keselamatan saat kendaraan akan dioperasikan oleh sekolah,” kata Seksom Akraphand, yang merupakan Wakil Direktur Jenderal Departemen Transportasi Darat Thailand.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.