WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) membantah netralitas China dalam konflik perang Rusia-Ukraina.
Perwakilan Permanan AS di NATO, Juliane Smith menegaskan, China dengan jelas membantu Rusia dalam konflik Ukraina.
Tuduhan itu muncul setelah AS mengumumkan pemberian bantuan militer ke Ukraina senilai USD425 juta atau setara Rp6,6 triliun.
Baca Juga: Kamala Harris Serukan Pendukung Republik Utamakan Negara dan Tinggalkan Trump, Sebut Trump Tak Waras
Bantuan tersebut termasuk rudal anti-udara, amunisi artileri dan mobil lapis baja.
“China telah melakukan yang terbaik untuk mencoba dan meyakinkan dunia, bahwa mereka bisa menjaga status netralitas sehubungan dengan perang di Ukraina,” ujar Smith dikutip dari RT.
“Namun kenyataannya, RRC telah memilih pihak. Mereka telah mengambil peran besar dalam hal ini dan memilih untuk mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina,” tambahnya dengan merujuk nama resmi China.
Ia juga menuduh China untuk membantu Rusia melewati sanksi dengan memberikan daftar panjang komponen ganda.
China, yang menjaga hubungan dengan Rusia membantah menyiapkan material untuk mendukung Rusia.
“China telah berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan perdamaian, dan membuat upaya demi kesepakatan damai,” kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi saat bertemu dengan Menlu AS Antony Blinken, bulan lalu.
Ketika itu, Wang Yi menegaskan AS untuk berhenti mencemarkan, mengkambinghitamkan dan memberikan sanksi untuk China.
Ia juga menuduh China menggunakan Ukraina untuk menciptakan antagonisme dan menghasut konfrontasi.
Pada Agustus, Washington menerapkan sanksi ke lebih dari 400 perusahaan dan individui, termasuk China.
Baca Juga: Rusia: Rencana Kemenangan Zelenskyy Akan Dorong NATO Perang Terbuka dengan Moskow
Menuduh mereka membantu Rusia dalam menghindari sanksi yang dikenakan AS.
China pada 2023 mengungkapkan 12 poin peta perdamaian di Ukraina, dan pada awal tahun ini merilis rencana 6 poin gabungan dengan Brasil.
Wakil China telah berpartisipasi dalam kegiatan diplomasi untuk mengakhiri perang antara Moskow dan Kiev.
Sumber : RT
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.