LOUISVILLE, KOMPAS.TV — Sedikitnya 11 karyawan dibawa ke rumah sakit setelah terjadi ledakan di sebuah bisnis di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS), Selasa (12/11/2024) waktu setempat. Bisnis tersebut memproduksi pewarna alami untuk makanan dan minuman.
Ledakan yang terjadi sekitar pukul 3 sore di sebuah perusahaan bernama Givaudan Sense Colour, merobohkan jendela dan menghancurkan pintu di rumah-rumah dan bisnis lain yang berada di dekatnya.
“Petugas pemadam kebakaran yang datang menyelamatkan dan mengevakuasi banyak orang dari dalam gedung, termasuk beberapa orang dengan luka yang mengancam jiwa,” kata Wali Kota Louisville Craig Greenberg seperti dikutip dari The Associated Press.
Rekaman video menunjukkan sebuah bangunan industri dengan bagian tengahnya terbakar dan sebagian telah runtuh. Hingga kini penyebab ledakan masih belum diketahui.
Baca Juga: Rekaman Pejabat Tinggi Militer Israel Berkumpul Pasca Serang Iran, Ledakan Terdengar di Teheran
“Rumah Sakit Universitas Louisville merawat tujuh orang yang terluka dan dua di antaranya dalam kondisi kritis,” kata Dr. Jason Smith, kepala petugas medis untuk Kesehatan Universitas Louisville.
Petugas rumah sakit mengaktifkan prosedur dekontaminasi untuk para korban. Proses ini melibatkan pelepasan pakaian mereka dan semua bahan kimia yang melekat pada mereka, kemudian para korban dibawa untuk dilakukan evaluasi dan perawatan.
Juru bicara Perusahaan Givaudan Sense Colour belum memberikan komentar mengenai peristiwa itu. Tidak seorang pun menjawab telepon di kantor perusahaan di Louisville, dan seorang pria yang menjawab di kantor Port Washington, Wisconsin, menolak berkomentar.
Wali Kota Greenberg mengatakan para pejabat berbicara kepada karyawan di dalam pabrik. "Mereka awalnya menyampaikan bahwa semuanya berjalan normal saat ledakan terjadi," katanya.
Ia menambahkan, para pejabat telah menghitung semua orang yang bekerja di pabrik pada saat ledakan.
Baca Juga: Ledakan Truk Tangki BBM di Nigeria Tewaskan Lebih dari 140 Orang, Termasuk Anak-Anak
Kepala Pemadam Kebakaran Louisville Brian O'Neill mengatakan pemantauan udara dilakukan segera setelah ledakan terjadi dan tidak ada yang menunjukkan adanya masalah kimia di udara di seluruh wilayah itu. O'Neill juga mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran belum tahu persis jenis kebocoran apa yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan ledakan.
Layanan Darurat Metro Louisville telah mendesak orang-orang dalam jarak satu mil dari bisnis untuk berlindung di tempat, tetapi perintah itu dicabut sekitar dua jam setelah ledakan.
Ledakan itu juga ikut menghancurkan beberapa jendela di distrik bisnis terdekat. Banyak jendela yang harus ditutup dengan papan saat malam tiba, untuk melindungi penghuni rumah akibat jendela yang telah hancur.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.