JAKARTA, KOMPAS.TV- Seorang pemuda Yahudi orthodoks ditangkap di bandara Ben Gurion Tel Aviv, Israel saat akan kabur pada Jumat (7/2/2025).
Pemuda yang tidak disebutkan namanya itu sengaja kabur demi menghindari wajib militer bagi negaranya.
Semula, Yahudi orthodoks yang disebut Heredi, memang dikecualikan untuk tidak ikut wajib militer atau perang karena alasan sedang mempelajari kitab suci (Yeshiva).
Namun demikian, pada Juni 2024 lalu, pengadilan tinggi Israel memutuskan mereka pun wajib pergi ke medan tempur karena Israel sedang butuh banyak prajurit demi perang di Gaza.
Tak pelak, penangkapan pemuda orthodoks itu menimbulkan ketegangan baru di negeri yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.
Bahkan, para penganut Heredi itu bersiap melakukan unjuk rasa besar-besaran di seluruh wilayah Israel dalam waktu dekat, seperti dilaporkan Channel 12 Israel.
Unjuk rasa juga akan dilakukan di luar penjara tempat pemuda itu ditahan.
Baca Juga: Netanyahu Ngamuk hingga Ingin Hancurkan Hamas Usai 3 Sandera Israel Dibebaskan, Ada Apa?
Jerusalem Post melaporkan, sejak pengadilan memutuskan wajib militer bagi kelompok Heredi, hanya 461 orang yang melapor ke otoritas militer (IDF) dari 3000 yang menerima perintah wajib militer.
Keputusan ini pun ditaati dengan rasa kesal, sebab IDF telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi yang menolak.
Tekanan kepada kelompok ini makin keras setelah Netanyahu memanggil Ketua Komite Luar Negeri dan Pertahanan Yuli Edelstein.
Netanyahu memperingatkan mereka dengan sangat keras untuk ikut perintah atau kehilangan pekerjaan.
Baca Juga: Arab Saudi Ejek Netanyahu dan Trump: Pindahkan Saja Israel ke Alaska atau Greenland
Namun para pemimpin Heredi pun tak kalah keras melawan Netanyahu.
Selain menolak perang, mereka bahkan meminta agar Israel dipimpin oleh Arab saja.
Seperti disampaikan Rabbi Dov Landau , kepala Yeshiva Slabodka dan salah satu pemimpin komunitas Lithuania.
Ia menyerukan agar orang-orang Arab memerintah Israel sebagaimana yang telah dilakukan pada masa lampau.
"Adalah mungkin untuk hidup baik dengan orang-orang Arab tanpa negara," kata Rabbi Dov Landau.
Dia pun menyebut peristiwa 90 tahun silam ketika Raja Faisal dari Arab Saudi memerintah Timur tengah.
"Konflik ini tidak akan terjadi," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.