KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina mengkhawatirkan kemungkinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutus bantuan militer ke negara tersebut. Kemungkinan ini menguat usai AS memulai perundingan dengan Rusia.
Sebelum dilantik, Trump sendiri telah menyatakan bakal mempertimbangkan mengurangi bantuan militer ke Ukraina. Trump kemudian memulai perundingan dengan Rusia yang dikritik karena tidak melibatkan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy lalu menolak proposal AS untuk mendapatkan mineral langka sebagai ganti bantuan militer jangka panjang. Trump menuntut mineral langka tersebut sebagai ganti bantuan Washington yang telah mencapai 175 miliar dolar AS sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Baca Juga: PM Inggris Raya Siap Terjunkan Pasukan ke Ukraina, Langsung Hadapi Rusia?
Eks deputi kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Letjen Ihor Romanenko mengaku khawatir dengan kondisi medan perang jika bantuan AS disetop. Menurutnya, bantuan negara-negara Eropa tidak akan bisa menggantikan bantuan AS selama ini.
"Eropa tidak mungkin menggantikan bantuan Amerika. Kami hanya akan bertahan enam bulan (jika bantuan AS disetop)," kata Romanenko dikutip Al Jazeera, Senin (17/2/2025).
Romanenko menyatakan militer Ukraina telah memiliki gambaran kondisi medan perang jika bantuan AS berhenti mengalir. Hal ini terjadi pada 2024 lalu ketika anggota Kongres dari Republikan menunda pengesahan bantuan militer selama berbulan-bulan.
Kata Romanenko, sebelum paket bantuan AS akhirnya disetujui, militer Ukraina kehilangan beberapa posisi di tenggara Donbass dan kehilangan "ribuan nyawa".
Seorang perwira yang bertugas di Donbass saat bantuan AS tertunda, Bohgan menyebut pasukannya tak bisa merespons gempuran Rusia selama periode tersebut. Medan pertempuran pun menjadi lebih berbahaya bagi pasukan Ukraina.
"Itu payah sekali, kami hanya bisa menembakkan artileri lima kali sehari saat Rusia bisa menembak ratusan kali ke arah kami," kata Bohgan.
Zelenskyy sendiri mengakui bahwa peluang militer Ukraina bertahan sangat kecil tanpa bantuan AS. Oleh karena itu, sang presiden mendesak negara-negara Eropa untuk mengembangkan "militer sendiri" dalam Konferensi Keamanan Muenchen pada 14-16 Februari lalu.
"Kami punya peluang bertahan yang sangat, sangat kecil tanpa bantuan Amerika Serikat," kata Zelenskyy dalam wawancara bersama NBC News.
Baca Juga: AS dan Rusia Mulai Pertemuan di Saudi, Zelenskyy: Perundingan tanpa Kami Tak Akan Membuahkan Hasil
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.