JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Israel menyerang tenda media yang berada di luar rumah sakit di Jalur Gaza, Senin (7/4/2025). Peristiwa ini menewaskan dua orang, termasuk seorang reporter lokal, dan melukai enam jurnalis lainnya.
Seperti dikutip dari The Associated Press, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan seorang pria yang disebut sebagai militan Hamas yang menyamar sebagai jurnalis.
Serangan di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis sekitar pukul 2 pagi membakar tenda media, dan menewaskan Yousef al-Faqawi, yang merupakan seorang reporter situs web berita Palestine Today, dan seorang pria lainnya.
Militer mengatakan serangan itu menargetkan Hassan Eslaiah, yang disebut sebagai seorang militan Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perang berkepanjangan. Eslaiah termasuk di antara enam jurnalis yang terluka dalam serangan itu.
Eslaiah terkadang menyumbangkan gambar untuk The Associated Press dan media internasional lainnya sebagai jurnalis lepas, termasuk pada 7 Oktober 2023. Namun The Associated Press diketahui sudah tidak bekerja dengannya selama lebih dari setahun.
Baca Juga: Ulama Muslim Dunia Keluarkan Fatwa Jihad Lawan Israel, Anggap Arab Gagal Mendukung Gaza
Selain menyerang tenda di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Israel juga menyerang tenda-tenda di tepi Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah, yang melukai tiga orang.
Rumah Sakit Nasser mengatakan menerima 20 jenazah lainnya, termasuk delapan wanita dan lima anak-anak, dari serangan terpisah semalam dan hingga Senin. Sementara itu, Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa mengatakan terdapat dua serangan tambahan terhadap rumah-rumah di Deir al-Balah yang menewaskan delapan orang, termasuk tiga wanita dan tiga anak-anak.
Dengan demikian, terdapat dua puluh delapan orang lainnya yang tewas dalam serangan terpisah pada Minggu malam hingga Senin, selain penyerangan terhadap tenda jurnalis.
Ribuan orang telah berlindung di tenda-tenda yang didirikan di dalam kompleks rumah sakit selama perang 18 bulan, dengan asumsi Israel tidak akan menargetkan mereka. Namun pada kenyataannya, Israel telah menyerbu rumah sakit beberapa kali, dan menuduh Hamas menggunakannya untuk tujuan militer. Tuduhan tersebut telah dibantah oleh staf rumah sakit.
Baca Juga: Kembali Terjadi! Ini Rekaman Penampakan Serangan Israel ke Gaza Palestina
Militan yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangan pada 7 Oktober. Mereka menculik 251 orang, dan masih menahan 59 tawanan — 24 di antaranya diyakini masih hidup — setelah sebagian besar sisanya dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Israel telah berjanji untuk terus meningkatkan tekanan militer hingga Hamas membebaskan para sandera yang tersisa, meletakkan senjata, dan meninggalkan wilayah tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia kemudian akan melaksanakan usulan Presiden AS Donald Trump untuk memukimkan kembali sebagian besar penduduk Gaza ke negara lain melalui skema yang disebutnya sebagai "emigrasi sukarela".
Sedangkan warga Palestina telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin meninggalkan tanah air mereka. Para ahli hak asasi manusia juga telah memperingatkan bahwa melaksanakan usulan Trump untuk merelokasi warga Palestina, kemungkinan akan sama dengan pengusiran massal yang melanggar hukum internasional.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.