A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/var/lib/php/sessions/ci_sessionfd05d6apmjmfgq41maggmaihmvrofg2i): failed to open stream: No space left on device

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 172

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2-beta/index.php
Line: 314
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /var/lib/php/sessions)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2-beta/index.php
Line: 314
Function: require_once

Sekutu Politik Trump Ikut Pusing gara-gara Tarif Impor: Obat kok Lebih Buruk dari Penyakit

Kompas TV internasional kompas dunia

Sekutu Politik Trump Ikut Pusing gara-gara Tarif Impor: Obat kok Lebih Buruk dari Penyakit

Kompas.tv - 8 April 2025, 15:40 WIB
sekutu-politik-trump-ikut-pusing-gara-gara-tarif-impor-obat-kok-lebih-buruk-dari-penyakit
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melambaikan tangan setibanya di Gedung Putih, Washington, Minggu (6/4/2025). (Sumber: Manuel Balce Ceneta/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.T V - Sekutu politik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ikut resah dengan kebijakan tarif impor belakangan ini. Tarif yang diberlakukan Trump ke berbagai negara dikhawatirkan bakal merugikan ekonomi AS serta pasar global.

Donald Trump sendiri bersikeras bahwa kebijakan tarifnya dibutuhkan untuk membangun kembali industri manufaktor AS dan mengubah hubungan perdagangan dengan negara lain. Trump mengibaratkan tarif impor seperti "obat" untuk memulihkan ekonomi AS.

Senator Republikan asal Louisiana, John Kennedy mengaku khawatir dengan ketidakpastian ekonomi akibat tarif Trump. Kendati mengaku mendukung negosiasi perdagangan dengan negara lain, Kennedy menyoroti reaksi negatif pasar terhadap tarif AS.

"Kita tidak tahu jika obat ini akan lebih buruk dari penyakitnya. Ini adalah ekonomi Presiden Trump sekarang," kata Kennedy dikutip Associated Press, Senin (7/4/2025).

Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 2025 Sentuh 1,65 Persen, Penyumbang Tertinggi Tarif Listrik

Bursa saham AS pun dilaporkan terus menurun usai tarif impor diumumkan Trump. Pada Senin (7/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,9 peersen dan S&P 500 0,2 persen. Sedangkan Nasdaq naik 0,1 persen.

Bursa sempat naik usai beredar kabar penasihat ekonomi Trump, Kevin Hassett menyebut tarif ke seluruh negara kecuali China dipertimbangkan untuk ditangguhkan. Namun, Gedung Putih mengklarifikasi bahwa berita tersebut hoaks dan tren penurunan di pasar saham kembali.

Donald Trump tetap berkeras kendati pasar berekasi negatif. Menurutnya, reaksi negatif tersebut untuk sementara diperlukan untuk menyukseskan kebijakan ekonominya. 

"Saya tidak apa-apa melaluinya karena saya melihat gambaran yang indah di akhir," kata Trump.

Dampak tarif AS pun semakin dikhawatirkan usai Trump mengancam akan menambah tarif untuk China sebesar 50 persen. Ancaman ini dikeluarkan Trump usai China menetapkan tarif balasan untuk produk impor AS sebesar 34 persen.

Apabila diberlakukan, tarif AS untuk China bakal mencapai 104 persen setelah pemeberlakuan tarif impor 34 persen dan tarif 20 persen terkait perdagangan fentanil.

"Jika China tidak mencabut peningkatan (tarif) 34 persen dari pelanggaran perdagangan jangka panjang mereka per besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan menetapkan Tarif TAMBAHAN untuk China 50 persen, efektif 9 April," kata Trump dalam unggahan di media sosialnya, Truth Social.

"Sebagai tambahan, segala perundingan dengan China terkait pertemuan yang mereka minta dengan kami akan dihentikan!"

Baca Juga: Prabowo Tegaskan Pemerintahannya Tidak Anti Kritik: Membuat Kita Lebih Waspada

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x