WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penghentian sementara tarif timbali balik selama tiga bulan.
Kebijakan itu mulai diberlakukan pada Rabu (9/4/2025) tengah malam.
Dari semua negara yang dikenai tarif Trump itu, hanya China yang dikecualikan untuk dihentikan sementara.
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 125 Persen, Perang Tarif AS-Tiongkok Makin Panas
Bahkan Trump menambahkan bahwa tarif yang akan diberikan kepada barang China yang masuk ke AS, akan bertambah mencapai 125 persen, serelah China mengumumkan tarif perlawanan sebesar 85 persen.
Dikutip dari CNN Internasional, Trump menegaskan semua negara lain yang dikenai tarif timbal balik, akan melihat tarifnya kembali turun ke tarif universal 10 persen.
Hal itu diyakini menjadi kabar gembira bagi Indonesia, yang juga dikenai tarif 32 persen untuk barang Indonesia yang masuk ke AS.
“Tak ada yang sudah berakhir, namun kami mendapatkan semangat yang luar biasa dan negara-negara lain, termasuk China,” ujar Trump.
“China juga ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tak tahu bagaimana cara melakukannya,” ujarnya.
Trump mengatakan keputusannya untuk memberikan penangguhan sementara adalah dipengaruhi orang-orang yang sedikit bersemangat.
“Anda harus memiliki felskibilitas,” katanya usai pengumuman tersebut.
Sementara itu Menteri Keuangan AS Scott Bessemt, setelah pengumuman mengatakan bahwa penundaan itu sebenarnya merupakan strateginya.
Namun, ia mengatakan bahwa Trump tetap memiliki keberanian besar untuk tetap bertahan hingga saat ini.
Keputusan Trump itu juga menimbulkan kelegaan, termasuk dari Wall Street.
Saham melonjak tajam karena kabar tersebut, meski tarif universal 10 persen untuk semua impor yang masuk AS masih berlaku.
Baca Juga: Balas Kebijakan Trump, Kanada Resmi Kenakan Tarif 25 Persen atas Mobil Impor dari AS
The Dow Jones melonjak hampir 3.000 poin atau 7,87 persen, sedangkan S&P 500 melonjak 9,5 persen.
Sementara itu, Nasdaq melonjak hingga 12,2 persen.
Peningkatan ini meningkat setelah pasar saham terpukul karena prospek tarif yang jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan Trump.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.