Kompas TV internasional kompas dunia

Komandan Ukraina Ungkap Kengerian Tentara Korea Utara Berperang: Pilih Mati Ketimbang Menyerah

Kompas.tv - 13 April 2025, 15:08 WIB
komandan-ukraina-ungkap-kengerian-tentara-korea-utara-berperang-pilih-mati-ketimbang-menyerah
Sejumlah personel tentara Korea Utara tampak berlatih di pangkalan pelatihan untuk unit operasi khusus tentara Korea Utara di barat Korea Utara, 2 Oktober 2024. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

KYIV, KOMPAS.TV - Komandan militer Ukraina mengungkapkan kengerian tentara Korea Utara dalam berperang di Rusia.

Militer Ukraina harus menghadapi tentara Korea Utara yang membantu perang Rusia di Kursk.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan telah mengirim ribuan tentara Korea Utara untuk membantu Rusia menghadapi Ukraina di Kursk.

Baca Juga: Myanmar Kembali Dilanda Gempa Bumi, Berkekuatan Magnitudo 5,6

Kursk merupakan wilayah Rusia yang sebagian areanya diduduki Ukraina, yang melakukan serangan balasan Agustus lalu.

Pimpinan perang Ukraina Mayor Oleh Shyriaiev mengatakan pertama kali berperang dengan tentara Korea Utara di dekat Kruglenkoe, sebuah desa yang bejarak 8 mil dari Kursk.

“Mereka mencoba menyerang kami dengan satu kelompok kompi. Kami sudah siap,” ujar Shyriaiev dilansir dari ABC News, Selasa (8/4/2025).

“Kami sedikit mundur dan menciptakan ladang ranjau. Setelah Korea Utara menginjak ranjau itu, orang-orang saya menghabisi mereka dengan senjata,” lanjutnya.

Ia pun mengungkapkan bagaimana tentara Korea Utara lebih memilih mati ketimbang disandera.

“Mereka tak menyerah. Saya tak ingat ada saat kami tak mampu menyandera mereka,” ujarnya.

“Kami membawa beberpa orang yang sudah terluka, tetapi saya pikir mereka telah tewas karena luka-lukanya,” sambung Shyriaiev.

Baca Juga: Netanyahu Kecam Unit Elite Militer Israel yang Ingin Perang di Gaza Usai, Tuduh Dibiayai Asing

Dengan Ukraina yang menguasai beberapa wilayah di Kursk, dan upaya perdamaian terus berjalan, Shyriaiev menegaskan bahwa operasi itu berhasil, meski pada akhirnya Ukraina harus mundur.

“Mereka kehilangan banyak personel, baik kehilangan yang bisa dipulihkan dan yang tak dapat dipulihkan,” katanya terkait tentara Rusia dan Ukraina.

“Mereka telah kehilangan banyak perlengkapan, banyak infrastruktur mereka yang rusak, yang berarti mereka perlu membangun kembali. Ini juga datang dengan biaya, serta itu melemahkan Rusia,” tambah Shyriaiev.

 


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : ABC News




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x