YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Astari Pranindya Sari, memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat dalam menghadapi wabah pneumonia misterius yang sedang menyerang anak-anak di China.
Dokter Astari menekankan pentingnya penggunaan masker yang benar dan menjaga jarak dengan individu yang menunjukkan gejala penyakit.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk waspada terhadap penularan melalui udara, yang dapat terjadi dari droplet saat batuk atau bersin. Kontak dengan benda terkontaminasi juga harus dihindari.
Baca Juga: Cegah Wabah Masuk Indonesia, IDI Minta Kemenkes Periksa Mycoplasma Pneumonia pada Masyarakat
"Lebih ke kewaspadaan kontak karena penularan penyakit ini melalui udara dari droplet saat batuk atau bersin maupun kontak dengan benda yang terkontaminasi," jelasnya sebagaimana keterangan resmi UGM, Jumat (1/12/2023).
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kunci, termasuk kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun.
Dokter Astari mengingatkan agar masyarakat tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan penyakit.
Baca Juga: Sebut Pneumonia di Tiongkok Bukan Virus Baru, Begini Penjelasan Menkes
Hingga saat ini, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab pneumonia ini. Penyebab yang diduga meliputi virus influenza, Rhino Syncytial Virus (RSV), Mycoplasma pneumoniae, dan faktor lain yang belum teridentifikasi.
"Penyebabnya belum bisa disimpulkan dan masih dilakukan penelusuran," katanya, dikutip dari Antara.
Gejala umum pneumonia meliputi batuk berdahak, demam, menggigil, dan sesak nafas. Dokter Astari mengimbau untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat jika gejala tidak membaik meski telah diberi perawatan awal.
Baca Juga: Pneumonia Anak Merebak di China, Kemenkes RI Minta Warga Tak Panik, Beberkan 5 Langkah Antisipasi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Legionella pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae, Chlamydia Pneumoniae, virus seperti influenza dan RSV, serta jamur dari genus Cryptococcus, Aspergillus, dan Pneumocystis.
"Radang paru-paru ini terjadi karena ada proses peradangan di dalam paru-paru akibat berbagai sebab. Bisa dikarenakan oleh bakteri, virus, jamur, maupun kemasukan air dan bahan yang mengiritasi paru-paru," pungkasnya.
Baca Juga: Pneumonia Merebak di China, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Waspada Penyebarannya di RI
Sumber : Antara, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.