JAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa waktu lalu, flu burung HPAI A (H5N1) telah ditemukan pada sapi perah di Amerika Serikat (AS), Senin (25/3/2024).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada risiko virus flu burung H5N1 menyebar ke sapi di negara lain di luar Amerika Serikat (AS).
Terkait hal ini, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman ungkap perlu ada kewaspadaan di peternakan dan aktivitas impor hewan.
Baca Juga: Epidemiolog Buka Suara soal Vaksin Covid-19 AstraZeneca Timbulkan TTS
"Di peternakan hewan, langkah-langkah kewaspadaan yang ketat harus diterapkan. Impor hewan juga merupakan titik penting yang memerlukan kewaspadaan ekstra," kata Dicky mengutip Tribunnews, Rabu (1/5).
Meningkatkan kewaspadaan di peternakan bisa berupa pemantauan kesehatan rutin hewan dan penggunaan biosecurity yang kuat.
Dua upaya ini dapat dilakukan untuk mencegah masuknya virus dari luar. Selain itu, peternak juga harus mengisolasi hewan yang sakit.
Pada aktivitas impor, pemeriksaan kesehatan yang ketat harus dilakukan.
Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka bebas dari penyakit menular, termasuk virus flu burung.
Baca Juga: AstraZeneca Akhirnya Akui di Pengadilan, Vaksin Covid-19 Buatannya Sebabkan Efek Samping
Dicky menjelaskan jika secara penanganan virus flu burung H5N1 memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara otoritas kesehatan hewan, peternak, dan masyarakat secara umum.
"Langkah-langkah pencegahan dan mitigasi harus terus ditingkatkan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini. Sehingga melindungi kesehatan hewan dan manusia," tutupnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.