JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 saat ini banyak membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Bahkan, dampak menurunnya aktifitas yang cukup signifikan, membuat sebagian masyarakat cenderung depresi, dikarenakan terlalu lama berada di rumah.
Depresi yang dialami orang dewasa, biasanya cenderung menurunkan aktivitas.
Berberapa gejala depresi yang kerap dialami masyarakat di masa pandemi saat ini yaitu, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Kehilangan nafsu makan, hilangnya ketertarikan pada kegiatan yang biasanya dilakukan, mudah merasa lelah, tidak bersemangat dan merasa putus asa atau tidak berdaya.
Dari laman Detik.com, secara umum gangguan kejiawaan dibagi dua jenis, yakni psikotik dan non psikotik. Pasien dengan gangguan jiwa psikotik, biasanya tidak bisa menilai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, sehingga harus menjalani perawatan.
Sedangkan pasien gangguan jiwa kategori nonpsikotik, masih dapat menilai diri sendiri dan lingkungan.
Dikutip dari laman hallosehat.com, depresi dapat dikategorikan dalam kelompok usia, yaitu anak-anak, remaja dan lansia.
Depresi pada anak, umumnya terlihat dari perasaan yang sedih dan cenderung ingin selalu dekat dengan oran tuanya. Kondisi ini membuat anak anak malas untuk sekolah dan beraktivitas.
Lalu, pada orang dewasa atau remaja. Remaja yang mengalami depresi biasanya lebih mudah emosi atau marah, merasa sensitif, dan menjauh dari pergaulan.
Lalu yang terakhir, depresi pada lanjut usia. Walau pada umumnya gejala depresi yang dialami oleh orang lanjut usia tidak jauh berbeda dengan remaja akan tetapi dapat muncul gejala lain yang mengikuti, seperti mudah lelah, pikun atau mudah lupa, dan muncul keinginan untuk mengakhiri hidup.
Namun sobat sehat perlu ketahui, bahwa depresi bisa dicegah dan diobati, sehingga tidak ada akhir yang sedih.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.