Kompas TV nasional peristiwa

Hari Krida Pertanian Diperingati Setiap 21 Juni, Apa Makna dan Sejarahnya?

Kompas.tv - 21 Juni 2021, 15:14 WIB
hari-krida-pertanian-diperingati-setiap-21-juni-apa-makna-dan-sejarahnya
Ilustrasi petani (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Krida Pertanian selalu diperingati pada 21 Juni. Tahun ini, Hari Krida Pertanian memiliki arti dan makna Pertanian yang dalam khususnya bagi para petani.

Hari Krida Pertanian merupakan hari besar yang diperingati masyarakat pertanian. Termasuk para petani, peternak, pegawai, dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian.

Dilansir dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjesro) Kementrian Pertanian, penetapan tanggal 21 Juni sebagai Hari Krida Pertanian didasarkan atas pertimbangan bahwa pada tanggal tersebut ditinjau dari segi astronomis.

Baca Juga: Petani Protes Lahan Pertanian Ditembok

Artinya, dimana matahari yang memberikan tenaga kehidupan bagi tumbuhan, hewan dan manusia, berada pada garis balik utara (23,50 lintang utara).

“Dimana  pada  saat  itu  terjadi  pergantian  iklim  yang  seirama  dengan  perubahan- perubahan  usaha kegiatan pertanian,” tulisnya Balitjesro, dikutip Senin (21/6/2021).

Sejarah awal peringatan Hari Krida Pertanian yakni pada akhir abad ke-IX. Abad itu mulai diperkenalkan apa yang disebut pranata mangsa, yaitu cara pembagian musim dalam 12 musim yang diuraikan secara lengkap antara lain meliputi hujan, angin, serangga, penyakit, dan sebagainya. Dan tanggal 21 Juni merupakan saat permulaan musim ke-I yang merupakan awal dari siklus 12 musim tersebut.

Itulah kemudian kenapa bulan Juni menjadi bulan yang penting bagi masyarakat pertanian.

Kegiatan panen berbagai komoditi pertanian seperti kopi, cengkeh, lada, dan sebagainya pada umumnya dilaksanakan sekitar bulan Juni – Juli.

"Masyarakat pertanian pada bulan-bulan panen itu selalu membuat perhitungan neraca atas usahanya, menyampaikan puji syukur atas hasil yang diperolehnya serta mengevaluasi kelemahan dan kekurangan-kekurangannya untuk selanjutnya dicari langkah-langkah penanggulangannya," terang Balitjesro.

Baca Juga: Pengembangan Budi Daya Pertanian Berbasis Teknologi

Selain hitung-hitungan bulan itu, pada hakikatnya, Hari Krida Pertanian adalah hari bersyukur. Hari berbangga hati, sekaligus hari mawas diri serta hari dharma bhakti.

Pada hari tersebut masyarakat pertanian menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan-Nya berupa kekayaan alam yang melimpah seperti bumi, air, matahari, iklim, kekayaan fauna dan flora serta mineral-mineral yang oleh masyarakat pertanian diolah dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia.

Selanjutnya bermohon agar pada tahun-tahun berikutnya dapat memperoleh rahmat yang lebih besar dari pemanfaatan kekayaan alam tersebut dengan tanggungjawab untuk tetap melestarikannya.

Hari Krida Pertanian juga merupakan hari berbangga hati atas prestasi dan hasil yang diperoleh setelah setahun penuh bekerja tanpa mengenal lelah. Sehingga, mampu menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan segenap masyarakat.

Hari Krida Pertanian juga termasuk hari mawas diri dengan melihat kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang dihadapi masa lampau untuk selanjutnya mengusahakan perbaikan dan peningkatan dalam menghadapi masa mendatang.

"Hari Krida Pertanian adalah hari penghargaan kepada orang, keluarga dan masyarakat yang dinilai berjasa dan berprestasi dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan di sektor pertanian," dikutip dari Balitjesro

Pemberian penghargaan tersebut diharapkan akan dapat mendorong munculnya cipta karsa dan karya yang lebih besar guna terwujudnya masa depan pertanian yang lebih dapat meringankan beban orang yang tengah menderita atau memerlukan bantuan.

Baca Juga: Dinas Pertanian Berencana Membuat Koperasi Untuk Petani, Bisa Tentukan Harga Bawang Merah Sendiri



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x