SUMSEL, KOMPAS.TV - Menteri Investasi Bahlil Lahadia menuturkan, proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter di Kabupaten Muara Enim, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi 12 ribu – 13 ribu orang pada tahap konstruksi yang dilakukan oleh Air Products & Chemicals Inc.
Demikian Bahlil Lahadalia mengatakan saat groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim, (24/1/2022).
“Kemudian kurang lebih sekitar 11 ribu – 12 ribu dilakukan di hilir oleh Pertamina, ditambah lagi begitu produksi lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap 3 ribu Pak, itu yang langsung Pak,” ucap Bahlil.
“Tapi kalau yang tidak langsung kontraktornya subkontraktor multiplier effect itu bisa 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada,” katanya.
Selain itu, kata Bahlil, proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter juga akan membuka lapangan pekerjaan yang hampir keseluruhannya orang Indonesia.
Baca Juga: Bahlil: Proyek Hilirisasi Batubara Jadi Dimetil Eter Full Investasi Amerika Senilai Rp33 Triliun
“Untuk meluncurkan program ini, bahwa ini Pak Presiden lapangan pekerjaannya semuanya dari Indonesia, jadi air produk sudah saya panggil, tenaga kerjanya saya bilang 95% itu dari Indonesia yang dari 5% itu hanya masa konstruksi masa produksinya itu akan dilibatkan PT BA dan PT Pertamina,” jelas Bahlil.
Oleh karena itu, Bahlil menegaskan tidak ada alasan untuk tidak mendukung program hilirisasi batubara. Sebab, hasil output daripada gasifikasi ini bisa mengurangi impor elpiji hingga 6-7 juta.
“Hasil output daripada gasifikasi ini untuk mengurangi impor kita Pak. Jadi impor kita ini gas elpiji rata-rata 1 tahun 6 sampai 7 juta, subsidi kita cukup besar Pak,” ujar Bahlil.
“Di dalam perhitungan kami setiap 1 juta ton hilirisasi kita bisa melakukan efisiensi kurang lebih sekitar 6 sampai 7 triliun itu efisiensi Pak, dari subsidi. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendukung program hilirisasi untuk melahirkan subsidi impor,” ucapnya.
Baca Juga: Saat Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batubara, Jokowi Sebut Ada yang Nyaman dengan Impor
Dalam keterangannya, Bahlil menambahkan Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter yang merupakan hasil kerja sama Air Products & Chemicals Inc, PT Bukit Asa, dan Pertamina merupakan bukti Indonesia tidak hanya fokus pada satu negara dalam hal investasi.
“Realisasi investasi ini sebesar Rp33 triliun, waktunya seharusnya 36 bulan, tapi kami rapat dengan air produk, kami minta 30 bulan dan investasi ini full dari Amerika, Pak, bukan dari Korea, bukan dari Jepang, bukan juga dari China,” ucap Bahlil Lahadalia.
“Jadi ini sekaligus penyampaian bahwa tidak benar kalau ada pemahaman negara ini hanya fokus investasi satu negara, ini buktinya kita membuat perimbangan, ini Amerika investasinya cukup gede Pak, ini investasi kedua setelah freeport yang terbesar untuk tahun ini,” kata Presiden Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.