YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- "Test anxiety disorder" adalah gangguan kecemasan berlebihan yang muncul ketika menghadapi ujian atau penilaian. Ujian atau penilaian yang dimaksud bisa terjadi di lingkup akademis maupun dunia professional, seperti penilaian dalam bekerja.
Menurut psikolog UGM Sutarimah Ampuni, setiap orang pasti memiliki kecemasan saat akan diuji kemampuannya. Namun, perasaan cemas yang berlebihan perlu diwaspadai karena bisa mengarah ke "test anxiety disorder".
“Gejalanya cukup beragam dari ringan sampai berat,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga: Penyintas Covid-19 Berisiko Tinggi Alami Gangguan Mental, dari Kecemasan hingga Penggunaan Narkoba
Ia menyebutkan, secara umum gejala gangguan kecemasan menghadapi ujian ini dikelompokkan menjadi tiga yakni gejala fisik, gejala kognitif dan perilaku, serta gejala emosional.
Gejala fisik antara lain berkeringat, gemetar, jantung berdetak cepat atau berdebar, mual, perut tidak nyaman, badan menjadi dingin atau panas, bahkan pingsan.
Gejala perilaku dan kognitif meliputi sulit konsentrasi, sulit berpikir, sering lupa, meragukan kemampuan atau berpikir buruk akan diri sendiri.
Sementara, gejala emosional antara lain, perasaan tidak berharga, putus asa, tidak berdaya, marah, bahkan ingin melukai diri sendiri.
Ia mengungkapkan ada dua penyebab "test anxiety disorder". Pertama, penyebab biologis dimana secara biologis terdapat orang-orang yang secara genetis mempunyai kecenderungan untuk merasa cemas dan memiliki kemungkinan diturunkan.
Ia menerangkan, hal ini berkaitan dengan hormon adrenalin yang berfungsi memacu tampil maksimal, namun bagi sebagian orang justru adrenalin berlebihan menimbulkan kecemasan berlebih.
Kedua, penyebab kognitif. Kecemasan berlebih yang muncul karena pemikiran yang timbul dari pengalaman atau perjalanan hidup seseorang membuat mudah berpikir negatif akan diri sendiri maupun takut gagal.
“Diperparah lagi jika tidak dipersiapkan dengan baik menghadapi ujian dan ada sejarah kegagalan di masa sebelumnya,” ucapnya.
Sutarimah Ampuni menegaskan bahwa "test anxiety disorder" ini akan menjadi sebuah lingkaran setan jika tidak diatasi dengan baik. Sebab, kecemasan yang berlebihan akan memengaruhi saat penilaian tidak bisa maksimal.
Baca Juga: Setelah Sindrom Kelelahan, Casey Stoner Didiagnosis Alami Gangguan Kecemasan
Ia berbagi sejumlah tips untuk mengatasi atau meredam kecemasaan jelang ujian. Salah satunya dengan melakukan persiapan matang. Persiapan tidak hanya dengan memahami materi atau apa yang akan diujikan saja, tetapi juga mempelajari situasi lingkungan fisik.
Cara lain mengurangi kecemasan yakni dengan melakukan relaksasi salah satunya dengan meditasi. Selain meditasi, stress ball juga bisa menjadi sarana menyalurkan ketegangan. Dengan meremas stress ball bisa membantu tubuh lebih rileks.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.