JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Badan Meteorologi, Klimotologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat bersiap diri menghadapi masa pancaroba.
Pancaroba adalah musim peralihan dari kemarau ke musim hujan, maupun sebaliknya. Saat pancaroba, kata BMKG, potensi adanya cuaca ekstrem dapat terjadi.
Melansir unggahan akun Instagram @infobmkg, pancaroba pada 5 tahun terakhir diawali di bulan September dan Oktober ditandai dengan kejadian cuaca ekstrem yang mengalami peningkatan.
"Musim pancaroba telah tiba! Saatnya bersiap menghadapi perubahan cuaca dari kemarau ke hujan," tulis BMKG, Selasa (24/9/2024).
Baca Juga: [FULL] Presiden Jokowi Meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter di Kalimantan Barat
Dalam satu kejadian, cuaca ekstrem dapat berbentuk kombinasi lebih dari satu jenis cuaca ekstrem.
Berikut yang harus diwaspadai:
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada karena cuaca ekstrem dapat memberikan dampak dan kerugian baik materi maupun jiwa.
Beberapa hal yang perlu dilakukan yakni mengenali potensi cuaca ekstrem serta dampaknya terhadap lingkungan di sekitar
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan tempat tinggal untuk mengurangi dampak banjir hingga memangkas ranting pohon.
Adapun Anda dapat memantau cuaca terkini dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG di bmkg.go.id atau aplikasi infoBMKG.
Baca Juga: Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Wali Kota Palu
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2024
Sebanyak 303 Zona Musim atau 43,4 persen dari total Zona Musim yang meliputi Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan akan masuk musim hujan pada bulan tersebut.
Meski begitu, Dwikorita mengatakan, terdapat pula sebanyak 250 Zona Musim atau 35,8 persen dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan.
Hal ini bakal terjadi pada Januari-Februari 2025 yaitu meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, musim hujan akan datang lebih awal yang disebabkan antara lain oleh kondisi suhu muka laut Indonesia yang saat ini terpantau cukup hangat.
"Kalau kita lihat di wilayah Indonesia ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.