JAKARTA, KOMPAS.TV - Calon gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku siap menghadapi satu atau pun dua putaran Pilkada Jakarta.
Demikian Pramono Anung merespons hasil survei Litbang Kompas yang memunculkan peluang Pilkada Jakarta digelar dua putaran, Selasa (5/11/2024).
“Mau satu, dua putaran saya sih siap ya. Sampai tanggal 27, 23 terakhir sosialisasi saya tetap fight,” ucap Pramono.
“Ya tidak berubah. Fight seperti baru mendaftar tanggal 28 Agustus yang seakan-akan tidak diperhitungkan,” ujarnya.
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Respons Survei Litbang Kompas: Tidak Cukup Profesional Memotret Internal PKS
Sebelumnya, Peneliti Litbang Kompas Rangga Eka Sakti memprediksi Pilkada Jakarta 2024 akan dilakukan dalam dua putaran.
“Memang di Pilkada DKI itu kan dia harus 50 + 1 ya. Jadi ada kemungkinan memang berjalan di 2 putaran,” ucap Rangga dalam Breaking News Kompas TV untuk hasil survei Pilkada Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Rangga menuturkan, Ridwan Kamil – Suswono dan Pramono Anung - Rano Karno memang bersaing ketat. Sehingga keduanya, kata Rangga, masih memiliki peluang untuk mengubah elektabilitas.
“Kita temukan adalah bagaimana persaingannya itu memang masih ketat, dalam artian perbedaan elektabilitas ini, terutama antara paslon nomor 1 dan nomor 3 itu memang relatif tidak tahu jauh dari margin of error. Artinya siapapun itu masih punya kans untuk bisa memenangkan Pilkada,” ucap Rangga.
Baca Juga: Prabowo Lantik Mari Elka Pangestu sebagai Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional
“Masih ada potensi untuk ada dinamika jadi setiap paslon ini kesempatan yang terutama paslon nomor 1 dan 3 ya. Kalau kita bisa lihat memang keduanya masih memiliki kans,” ujarnya.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Ridwan Kamil – Suswono berada di angkat 34,6 persen, Dharma Pongrekun - Kun Wardhana 3,3 persen, Pramono Anung - Rano Karno 38,3 persen, dan 23,8 persen menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
Survey Litbang Kompas dilakukan 20-25 Oktober 2024 terhadap 1.000 responden yang diberikan pertanyaan model tertutup. Kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.