Kompas TV nasional peristiwa

BMKG: Siaga Hujan Lebat Akhir Januari hingga Awal Februari 2025, Ini Wilayah Terdampak

Kompas.tv - 28 Januari 2025, 17:17 WIB
bmkg-siaga-hujan-lebat-akhir-januari-hingga-awal-februari-2025-ini-wilayah-terdampak
Foto arsip. Pengguna kendaraan berhati-hati di bawah guyuran hujan di Jalan Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (16/10/2020). Pihak BMKG memprakirakan sebagian wilayah Indonesia menghadapi puncak musim hujan akhir Januari-awal Februari 2025 (Sumber: KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk siaga hujan lebat akhir Januari hingga awal Februari 2025.

Memasuki akhir Januari hingga awal Februari, sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan menghadapi puncak musim hujan. 

Melansir laman BMKG, dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan kelembapan udara di Indonesia.

Fenomena tersebut terjadi akibat penguatan Monsun Asia yang membawa massa udara lembap dalam jumlah besar. 

BMKG menjelaskan, kondisi ini diperkuat oleh fenomena Seruakan Dingin (Cold Surge) yang teridentifikasi berada pada kategori signfikan selama tiga hari terakhir. 

"Akibatnya terjadi hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah Indonesia terutama di wilayah barat dan selatan Indonesia," demikian keterangan BMKG, Selasa (28/1/2025).

Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG 29-30 Januari 2025, 15 Wilayah Waspada Potensi Hujan Sangat Lebat

Selain itu, fenomena atmosfer lainnya seperti La Nina, Madden Julian Oscillation (MJO), dan Gelombang Atmosfer juga turut memperkuat terjadinya cuaca ekstrem di wilayah-wilayah tersebut. 

Fenomena La Nina, meski dalam fase lemah, turut berkontribusi meningkatkan curah hujan, terutama di wilayah tropis. 

Fenomena MJO, yang kini aktif di barat Indonesia, bersama gelombang atmosfer ekuator lainnya seperti Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin, mendukung pembentukan awan konvektif yang berpotensi memicu hujan lebat. 

Kemudian, Pola sirkulasi siklonik yang terdeteksi di beberapa lokasi, seperti Selat Karimata, Laut Halmahera, Laut Arafuru, hingga Samudra Hindia Selatan Jawa, juga memperbesar peluang curah hujan tinggi di wilayah tersebut




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x