JAKARTA, KOMPASTV - Memasuki peralihan musim, di Indonesia yang memiliki iklim tropis, ada baiknya kita mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue. Apalagi jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue, atau DBD, kerap meningkat di saat peralihan musim seperti sekarang ini.
Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini, bahkan kerap menjadi penyakit yang masuk dalam kategori kejadian luar biasa di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini terjadi, karena penyebarannya yang sangat cepat.
Hingga akhir tahun 2020 saja , pada pekan ke empat puluh sembilan total kasus DBD di Indonesia, telah mencapai sembilan puluh lima ribu, delapan ratus sembilan puluh tiga kasus , dengan tingkat kematian, mencapai enam ratus enam puluh satu kasus, yang tersebar, di dua ratus sembilan belas kabupaten dan kota.
Sedangkan kematian akibat DBD berdasarkan usia , kasus paling tinggi berada pada usia 5 hingga 14 tahun, dengan 34,13 persen, dari seluruh jumlah kasus.
Namun, tidak sedemikian parah, apabila masyarakat telah sadar, akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, untuk menekan perkembangan dari populasi nyamuk di wilayah kita.
Mengutip dari laman kompas dot kom, sedikitnya terdapat delapan gejala demam berdarah yang dapat dikenali.
Yang pertama demam tinggi, hingga mencapi empat puluh derajat celcius. Lalu kepala terasa sakit. Otot, tulang dan sendi terasa nyeri, mual, muntah. Terasa sakit di bagian belakang mata. Terjadi pembengkakan pada kelenjar leher dan pangkal kaki, dan terdapat bintik merah, atau bercak pada kulit.
Lalu apa yang harus dilakukan , apabila seseorang telah terjangkit demam berdarah dengue .temukan jawabannya, di Ayo Sehat.
Follow us:
Instagram : @ayosehat_kompastv
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.