JAWA TIMUR, KOMPAS.TV - Seluruh ormas Islam dan para tokoh, ulama, kiai, habaib serta tamir masjid Kota Pasuruan, Jawa Timur, mengimbau warga agar tidak menggelar salat Jumat di masjid, tapi menggantinya dengan salat dzuhur di rumah masing-masing.
Imbauan ini merupakan hasil rapat bersama dengan forum pimpinan daerah yang dihadiri Wali Kota, Kapolres, Komandan Kodim, Wakil Wali Kota serta para ulama dan tamir masjid se Kota Pasuruan, Kamis (8/7/2021) siang.
“Ada empat keputusan yang diambil dalam pertemuan kali ini. Di antarnya imbauan kepada seluruh warga Kota Pasuruan agar salat Jumat di rumah masing-masing,” kata Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf, atau dikenal dengan Gus Ipul, dikutip dari Tribunnnews, Jumat (9/7/2021).
Baca Juga: Jumat Pertama di Masa PPKM Darurat, MUI: Zona dengan Risiko Tinggi, Baiknya Salat di Rumah
Seruan agar tidak salat Jumat di masjid, lanjut Gus Ipul juga untuk menindaklanjuti imbauan Menteri Agama serta Fatwa MUI, NU serta Muhammadiyah.
Selain itu, ada juga edaran dari Gubernur Jawa Timur yang minta meniadakan peribadatan di tempat ibadah.
Empat keputusan yang diambil adalah:
1. Turut serta menyukseskan PPKM Darurat demi kemaslahatan umat
2. Menyerukan kepada warga Kota Pasuruan untuk melaksanakan salat Jumat di rumah masing-masing sebagaimana Fatwa MUI, NU dan Muhammadiyah.
3. Mendukung satgas Covid-19 untuk melakukan penyekatan guna mengurangi mobilitas warga baik yang ke luar kota maupun masuk Kota Pasuruan
4. Hendaknya seruan ini ditindaklanjuti para ulama, kiai dan takmir masjid di lingkungan masing-masing.
Menurut Gus Ipul, seruan ini dikeluarkan mengingat penularan virus covid-19 hingga saat ini masih sangat tinggi.
“Ini fakta yang perlu disikapi bersama agar kita bisa menanggulangi dengan efektif. Kalau dulu pendekatan medis testing tracing dan treatment. Dengan adanya lonjakan di lapangan maka harus ada pembatasan penduduk,” terang Gus Ipul.
Baca Juga: MUI Sumatera Barat Tolak Peniadaan Ibadah di Masjid Saat PPKM Mikro
Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan bahwa dari fakta di lapangan, diketahui jika mobilitas warga Kota Pasuruan ternyata masih cukup tinggi. Karenanya perlu penyekatan jalan yang lebih masif lagi.
Selain soal penutupan ibadah jamaah untuk sementara, lampu-lampu penerangan jalan di Pasuruan juga dimatikan di malam hari. Petugas gabungan juga terus melakukan patroli guna menegakkan disiplin.
Di samping itu, Ketua PCNU Kota Pasuruan KH Nailur Rohman (Gus Amak) juga minta kepada seluruh umat untuk mematuhi arahan pemerintah agar meniadakan menggelar salat berjamaah di Masjid “Salat Jumat memang wajib, tapi menjaga kesehatan dan mendukung program pemerintah juga bagian dari anjuran agama. Mari kita salat Jumat di rumah saja,” kata Gus Amak.
Sebagai pengasuh pesantren Salafiyah Kota Pasuruan, Gus Amak juga telah menginstruksikan seluruh santrinya untuk tidak salat Jumat di Masjid Jamik Pasuruan.
Hal yang sama diungkapkan KH Makmur Salim Ketua Dewan Masjid Kota Pasuruan. “Sesuai fatwa MUI, NU dan Muhammadiyah jamaah kalau bisa diimbau salat di rumah masing-masing,” terangnya.
Baca Juga: Anjuran Muhammadiyah soal Pelaksanaan Kegiatan Iduladha dan Kurban di Tengah Pandemi Covid-19
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.