Kompas TV regional kalimantan

Anak Rentan Terpapar Radikalisme dari Medsos, BNPT dan FKPT Kalsel Lakukan Pencegahan dari Sekolah

Kompas.tv - 17 Mei 2024, 07:42 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT RI dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan, rabu pagi (15/5/2024) melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme di lingkungan sekolah.

Upaya itu dilakukan dengan diskusi “Smart Bangsaku Bersatu Indonesiaku” yang digelar di SMPN 3 Banjarmasin dengan menghadirkan sejumlah siswa dari sekolah-sekolah di Banjarmasin serta para wali murid.

Baca Juga: Pelaku Penusukan di Banjarmasin Ditangkap Saat Berusaha Kabur, Pemicunya Ternyata Hal Sepele

Pencegahan radikalisme menyasar sekolah, menurut Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI, Brigjen TNI Roedy Widodo, didasari atas meningkatnya indeks keterpaparan radikalisme yang semula di angka 2,4 menjadi 5 persen.

Sementara anak, remaja dan ibu-ibu atau perempuan yang tak lain mencakup para siswa dan orangtua, merupakan segmentasi yang rawan terpapar khususnya dari media sosial.

"Yang terpapar dari media sosial itu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, dari 2,4 menjadi 5 persen," ungkap Brigjen TNI Roedy Widodo.

"Sasarannya adalah perempuan, remaja dan anak, kenapa, karena pengguna medsos terbanyak itu," tambahnya.

Baca Juga: Polda Kalsel Musnahkan 10,6 Kilogram Sabu Hasil Tangkapan 3 Bulan dengan 44 Tersangka

Upaya inipun  diapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagai Langkah menjaga suasana damai dan menjauhkan paham radikalisme kepada Masyarakat.

"Harapan bapak gubernur dengan kegiatan ini mudah-mudahan bisa menciptakan suasana damai di Kalsel, terhindar terpapar radikalisme," ucap Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Setdaprov Kalsel, Adi Santoso.

Melalui pendekatan ke sekolah-sekolah, diharapkan dapat membentengi para siswa dan wali murid dari segala bentuk penyebaran radikalisme yang bertransformasi ragam di media sosial.

Di antaranya seperti konten intoleransi hingga ajakan mengubah ideologi.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x