SEMARANG, KOMPAS.TV - Untuk bisa menemukan replika Warak Ngendog, Anda harus mendatangi Kampung Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Dahulu kampung ini dikenal sebagai sentra perajin Warak Ngendog. Namun, kini hanya ada satu perajin yang masih bertahan.
Arif Rahman, generasi ketiga pembuat replika Warak Ngendog ini mengaku, jika biasanya mendekati bulan Ramadhan pesanan replika Warak Ngendog selalu membludak, kini pesanan menurun drastis. Sehingga ia hanya membuat replika Warak Ngendog berdasarkan pesanan saja.
Untuk melestarikan ikon Kota Semarang Warak Ngedog yang dimaknai sebagai simbol akulturasi budaya, yakni mewakili tiga etnis, Jawa, Tionghoa, dan Arab, Arif menurunkan bakatnya ke anaknya.
Replika Warak Ngendog yang dibuatnya ini berbahan dasar kayu dan kertas. Menyambut bulan Ramadan, replika Warag Ngendog dari ukuran kecil hingga besar kerap digunakan untuk properti karnaval atau pun kirab budaya.
“(Masih melestarikan pembuatan warak ngendog) Iya, karena saya senang juga, saya turunkan ke anak saya. Alhamdulillah ada anak satu, masih di bantu, SMP, kadang membantu, bikin sendiri juga bisa,” ujar Arif.
Keunikan patung Warak Ngendog yang dibuat oleh Arif terletak pada leher yang bisa bergoyang-goyang dan hiasan bulu yang keriting. Harganya mulai dari Rp50.000 hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
Meskipun saat ini perajin Warak Ngendog sulit ditemukan, Arif Rahman tetap membuka pesanan bagi warga yang ingin memiliki replika Warak Ngendog.
#semarang #warakngendog #ramadhan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.