A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 238

Backtrace:

File: /var/www/html/frontend-v2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontend-v2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontend-v2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Menarik! Sedotan Bambu Ramah Lingkungan Ini Kian Populer

Kompas TV regional berita daerah

Menarik! Sedotan Bambu Ramah Lingkungan Ini Kian Populer

Kompas.tv - 23 Maret 2020, 17:21 WIB

BALI, KOMPA.TV - Sadar akan bahaya sedotan plastik, kini penggunaan sedotan bambu yang ramah lingkungan kian populer.

Mendapatkan dan menikmati makanan dan minuman kini kian mudah.

Namun di balik kemudahan itu, penggunaan alat makan plastik kian menumpuk dan mengkhawatirkan. salah satunya ialah sedotan plastik.


Meskipun kecil, sedotan plastik nyatanya sangat berbahaya.


Butuh waktu hingga seribu tahun untuk sedotan plastik ini dapat terurai.

Penggunanya pun tak sedikit, 93,2 juta sedotan plastik digunakan setiap hari.


Akibatnya, sampah sedotan plastik mengancam kelangsungan hidup biota laut dan mengganggu kesehatan manusia.
 

Namun, kesadaran akan bahaya sedotan plastik terutama bagi kelangsungan hewan laut, sudah mulai menunjukkan perkembangan.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan menggunakan sedotan bambu.

Seperti komang surya, seorang perajin di bali yang sudah selama 2,5 tahun membuat sedotan bambu.

Yang ia salurkan ke hotel ataupun restoran-restoran ramah lingkungan di Bali.

Pertama, bambu harus dipilih yang kering dan sesuai ukuran sedotan.

Lalu, bambu dipotong hingga memiliki panjang layaknya sedotan.

Bagian luar bambu dibuat halus hingga licin menggunakan mesin.


Tak lupa, bagian bawah dan atas juga harus diperhalus, agar tidak ada sisa bubuk bambu.

Meski sudah dibersihkan, sedotan bambu tetap harus direndam air, hingga betul-betul bersih bagian dalamnya, kemudian dijemur sampai kering.

Namun perajin, seperti Pak Komang, tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produknya.

Dukungan para pelaku usaha berbasis ramah lingkungan, yang dipasarkan via online, kini juga mulai ramai.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x