JAKARTA, KOMPAS.TV- Ribuan kitab hadis kini bisa diakses melalui platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski) dari Kementerian Agama (Kemenag).
Hal itu memungkinkan lantaran Kemenag telah menyinkronkan sistem Elipski dengan Perpustakaan Islam Digital (PID), yang membuat pengguna bisa mengakses 3.488 kitab secara digital.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad menerangkan, aplikasi PID milik Pusat Kajian Hadis Indonesia memiliki koleksi 8.000 jilid kitab turats dan 3.600 judul kitab. Melalui Elipsksi, masyarakat dapat dengan mudah mencari kitab karena formatnya sesuai dengan versi cetak.
"Aplikasi PID ini didirikan oleh Ustaz Luthfi Fathullah (almarhum) dan berbasis di Masjid Jami Baitul Mughni, Jakarta Selatan," kata Abu dalam keterangan resminya akhir pekan lalu, dikutip Senin (3/1/2025).
Baca Juga: Puasa Ramadan 2025 Berapa Hari Lagi? Simak Jadwalnya Menurut Kalender Hijriah Kemenag
Sedangkan Elipski adalah perpustakaan Islam digital berbasis web yang dikembangkan oleh Kementerian Agama. Elipski menyajikan naskah khotbah Jumat (bisa diakses juga melalui Pusaka Superapps), buku digital, dan sejumlah konten lainnya yang bisa dibaca dan diunduh secara gratis oleh umat.
Kemenag berharap, upaya ini semakin memperluas jangkauan literasi Islam bagi masyarakat. Elipski Perpustakaan Islam Digital Kementerian Agama bisa diakses melalui tautan berikut ini.
“Sinkronisasi ini merupakan upaya pemerintah mendorong digitalisasi pustaka keislaman. Kami ingin memastikan literatur Islam dapat diakses lebih mudah oleh siapa saja, kapan saja. Dengan sinkronisasi ini, umat Islam kini bisa mengakses ribuan kitab secara daring melalui Elipski,” tutur Abu.
Baca Juga: Kemenag Sediakan 200 Naskah Khotbah Jumat di Aplikasi Pusaka, Temanya Sesuai Isu Kekinian
Ia menjelaskan, sinkronisasi dengan Al Mughni tak hanya meningkatkan jumlah kitab yang tersedia, tetapi juga mempercepat pencarian literatur yang relevan. Ia menuturkan, saat ini Elipski telah menyediakan 300 tema kitab, yang mencakup berbagai aspek keislaman, dari tafsir, fikih, hingga sejarah Islam.
“Dengan teknologi ini, para akademisi, santri, dan masyarakat umum bisa lebih mudah mencari referensi Islam secara digital tanpa harus mengandalkan versi cetak yang terbatas,” tambahnya.
Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu menyebut, transformasi digital dalam dunia literasi Islam membawa perubahan besar, baik dalam pola konsumsi informasi keagamaan, hingga referensi yang relevan. Berdasarkan data Elipski Januari 2025, total unduhan kitab mencapai 453 kali, sementara jumlah view mencapai 2.215 kali.
Baca Juga: Pengecer Dilarang Jual Elpiji 3 Kg, Pengamat Energi UGM Sebut Bahlil Buat Kebijakan Blunder
Menurutnya, angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin akrab dengan akses literatur keislaman berbasis digital. Ia juga menilai tren ini sebagai sinyal positif bagi masa depan literasi Islam di Indonesia.
“Kami melihat adanya pergeseran signifikan dalam cara umat mencari ilmu. Mereka tidak lagi terbatas pada kitab fisik, tetapi mulai terbiasa dengan referensi digital yang lebih fleksibel dan efisien,” jelasnya.
Meskipun telah mengalami kemajuan pesat, menurutnya, digitalisasi pustaka Islam tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti pemerataan akses internet di daerah terpencil serta literasi digital masyarakat. Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan Elipski agar dapat menjangkau lebih banyak pengguna.
Baca Juga: Adu Mulut Warga saat Antre Panjang Beli Elpiji 3 Kg, Kecewa Kehabisan Stok
Abu Rokhmad berharap, dengan sinkronisasi Al Mughni, Elipski semakin kokoh sebagai pusat literasi Islam digital terbesar di Indonesia.
“Harapannya, inovasi ini dapat semakin mendekatkan umat Islam dengan khazanah ilmu yang luas dan mendalam, tanpa batas ruang dan waktu,” tandasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.