JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Noor Achmad mengungkapkan hasil penelitian yang menyebut potensi zakat di seluruh Indonesia mencapai Rp327 triliun.
Potensi zakat itu dari berbagai sektor mulai dari pertambangan, perkebunan, pertanian, perikanan hingga zakat profesi.
"Hingga saat ini total zakat yang terkumpul mencapai Rp41 triliun, namun ada yang on balance sheet (laporan neraca keuangan) dan ada yang off balance. Jadi yang on balance sheet, sekitar Rp17,8 triliun," ujar Noor dalam Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Lebih jauh Noor menambahkan, dana zakat yang terkumpul di Baznas pusat mencapai Rp1,1 triliun. Angka tersebut tidak termasuk yang terkumpul di Baznas di daerah-daerah.
"Saat saya diangkat menjadi Ketua Baznas 2021, dana zakat baru terkumpul sekitar Rp325 miliar, jadi sekarang sudah kenaikan hampir 4 kali lipat," terangnya.
Menurut Rektor Universitas Wahid Hasyim, Semarang itu, masyarakat Indonesia sangat beruntung karena termasuk warga yang dermawan dan mau meringankan beban saat ada saudaranya membutuhkan pertolongan.
"Dari hasil studi World Giving Index (WGI) dari Charities Aid Foundation (CAF) membuat daftar negara dengan penduduk paling dermawan sedunia. Hasilnya, Indonesia berada di urutan pertama sebagai negara paling dermawan," terangnya.
Baca Juga: Niat Zakat Fitrah 2025 untuk Diri Sendiri, Keluarga, Anak Perempuan, dan Laki-Laki
Artinya, kata dia, persoalan-persoalan kesejahteraan bisa diselesaikan secara bersama-sama.
Hanya saja, yang menjadi persoalan itu, lembaga mana yang bisa melaksanakannya untuk kesejahteraan rakyat.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Effendy Choirie mengatakan, Baznas berperan dalam penurunan angka kemiskinan, melalui program-program pemberdayaan.
"Pemberdayaan masyarakat miskin ini sangat penting, dengan bantuan modal usaha agar meningkatkan pendapatan melalui program sosial ekonomi," kata Gus Choi, sapaan akrabnya.
Sedangkan Sekjen DNIKS Sudarto sepakat mengenai perlunya untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi demi menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Hal ini, kata dia, sejalan dengan program Kementerian Sosial dan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang serius mengurangi angka kemiskinan.
“Makanya, kita menggelar Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial hari ini, agar kebijakan pemberantasan kemiskinan bisa tepat sasaran,” jelasnya.
Baca Juga: Panduan Zakat Fitrah 2025, Niat Lengkap dengan Hukum, Syarat, Rukun dan Waktu Pelaksanaannya
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.