A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 238

Backtrace:

File: /var/www/html/frontend-v2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontend-v2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontend-v2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Tradisi Ramadhan : Kemeriahan Malam 21 Ramadhan di Surakarta

Kompas TV religi beranda islami

Tradisi Ramadhan : Kemeriahan Malam 21 Ramadhan di Surakarta

Kompas.tv - 29 April 2020, 15:01 WIB
Penulis : Anas Surya

SURAKARTA, KOMPASTV - Dalam ajaran Islam, terdapat malam kemuliaan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Waktu yang disebut sebagai Malam Lailatul Qadar itu jatuh diantara malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Di Kota Solo, ada satu tradisi unik dalam rangka menyambut malam kemuliaan. Tradisi unik itu bernama Malam Selikuran yang bisa dijumpai di Keraton Surakarta Hadiningrat pada malam ke-21 bulan Ramadhan setiap tahunnya.

"Yang berbaikatan dengan malam selikuran itu sendiri berkembang di  Surakarta merupakan bentuk akulturasi dari tradisi kejawen dengan Islam" Kata Tundjung W. Sutirto Pemerhati Budaya.

Menurut Pengageng Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo, tradisi Malam Selikuran ini sudah dimulai sejak lama, saat Pakubuwana X menjadi raja Surakarta. 

“Jadi ini merupakan tradisi untuk menyambut malam Lailatul Qadar, atau 10 hari terakhir itu mulai malam ke-21. Itu tercatat yaitu ketika zaman Pakubuwana X (1893-1939),” ujar pria yang akarb disapa Gusti Dipo.

Banyak yang perlu dipersiapkan, salah satunya adalah lampu yang menjadi simbol malam selikuran. Ada 72 lampu disiapkan, 21 diantaranya adalah lampu ting hik (lampu dari minyak tanah), 21 lampu petromaks, dan 30 lampion bintang. Tak lupa juga lampu khas kasunanan Surakarta.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x