SEMARANG, KOMPAS.TV - Adalah Lyna Windi yang sudah sejak tahun 2017 mengelola bisnis rumahan dengan memanfaatkan kain sisa konveksi atau kain perca menjadi karya yang bernilai jual tinggi.
Dengan ide kreatifnya, ia mampu mengubah limbah perca yang tak bernilai menjadi karya seni indah dan bernilai ekonomi.
Berawal dari rasa kepeduliannya tentang sampah dan limbah kain yang sulit untuk terurai, Lyna memutar otak mencari cara agar kain perca tersebut dapat menjadi suatu yang bermanfaat, indah dan juga memiliki nilai jual.
Selama ini Lyna mendapatkan pasokan limbah kain perca dari beberapa penjahit dan konveksi yang ada di Kota dan Kabupaten Semarang, yang telah bekerjasama dengannya.
Baca Juga: Luar Biasa, Karya Seni Andy Warhol Berupa Potret Marilyn Monroe Terlelang Rp2,8 Triliun
Memang bukan hal mudah untuk menyulap limbah kain perca menjadi sebuah karya yang layak jual.
Dibutuhkan ketelitian, ketelatenan, dan juga kreatifitas untuk menyatukan kain-kain kecil ini menjadi mozaik atau pola gambar tertentu baba cantik.
Dengan dibantu empat karyawan dan anak magang dari SMK maupun universitas, Lyna menghasilkan aneka karya mulai sarung bantal, taplak meja, selimut, hiasan dinding, penutup sofa, serta aneka souvenir seperti boneka, dompet, tas dan topi.
Hasil karyanya ini dibandrol antara Rp70 ribu rupiah hingga Rp3,5 juta tergantung dari tingkat kesulitan pembuatan dan bahan yang dipakai.
Harga tinggi biasanya dibanderol untuk karya buatan tangan yang memiliki kerumitan tinggi.
Untuk pemasaran biasanya dilakukan lewat media sosial, toko daring, serta pameran kerajinan.
Tak hanya laku di dalam negeri, buah karya Lyna pun menembus pameran kerajinan tangan di Belanda dan Jerman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.