Kompas TV advertorial

Program Pemerintah untuk Bangkitkan Industri Ekraf di Masa Pandemi

Kompas.tv - 3 September 2021, 13:16 WIB
program-pemerintah-untuk-bangkitkan-industri-ekraf-di-masa-pandemi
Dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) KPCPEN, Kamis (2/9/2021). (Sumber: Dok. KPCPEN)
Penulis : Elva Rini

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah pusat dan daerah, terus berusaha memberikan dukungan bagi sektor-sektor industri yang terdampak pandemi Covid-19, termasuk industri ekonomi kreatif (ekraf). Bantuan tersebut diharapkan dapat menolong pelaku ekraf bertahan sekaligus meningkatkan skala usaha pada masa sulit.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, pandemi sangat berdampak pada industri yang kegiatannya tak bisa menghindari terjadinya kerumunan.

Menurutnya, ekraf digital justru berhasil mengambil peluang dan menaikkan pendapatan hingga 3-4 kali lipat di kondisi pandemi, sehingga kinerjanya perlu didukung.

Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) KPCPEN Ridwan Kamil mengungkapkan keharusan untuk memulai digitalisasi bagi para pelaku industri.

“Covid-19 membuat kita mengalami ‘paksaan digital’ untuk menuju kebaikan,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).

Tidak hanya di kota besar, para pelaku industri ekraf di kota kecil juga didorong untuk memanfaatkan teknologi digital. Setiap kelurahan kini terdapat perangkat teknologi agar pelaku dapat memasarkan produk melalui e-commerce.

Baca Juga: Kolaborasi Banyak Pihak Diperlukan dalam Percepatan Penyaluran Bansos

Guna menyediakan ekosistem pelaku ekraf, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga membangun ruang interaksi untuk berkegiatan bersama.

Salah satunya Creative Center, wahana kreasi anak-anak muda di Bandung, Bogor, Subang, dan kota-kota lain. Selain itu, ada Bandung Creative Zone yang dapat digunakan sebagai ruang perkantoran para pelaku usaha start-up.

Fasilitas serupa juga terdapat di Kota Semarang, Jawa Tengah, yaitu Semarang Creative Gallery dan Semarang Creative Hub.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan panggung yang dapat digunakan untuk pertunjukan virtual oleh para musisi dan seniman.

Pemkot Semarang juga berkolaborasi dengan 20 desainer memberikan masukan desain kemasan bagi 1000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekraf di Semarang, serta memfasilitasi pelaku usaha untuk membuat 1000 kemasan pertama.

“Untuk mendukung para pelaku usaha, kami juga memberikan kemudahan seperti pengurusan sertifikat halal dan hak kekayaan intelektual secara gratis, serta keringanan pajak bagi pelaku Kementerian ekraf,” jelas Hendi.

Dukungan dan kolaborasi banyak pihak

Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, pemerintah memberikan pertolongan berupa bantuan sosial tunai (BST), sembako, program pemulihan dalam wujud bantuan permodalan, serta penormalan berupa pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf dan UMKM, termasuk pasar internasional.

Hal serupa pernah disebutkan Ridwan Kamil. Menurutnya, para pelaku ekraf di Jawa Barat yang membutuhkan bantuan dapat menyampaikannya melalui dinas terkait, atau menghubunginya langsung melalui media sosial.

Daya ungkit juga tak henti diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara nasional. Salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan PEN untuk pelaku ekraf perfilman.

Direktur Tata Kelola dan Ekonomi Digital Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, saat yang sama menjelaskan bahwa stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk ekraf melalui e-commerce.

“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.

Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on board ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp 200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tembus 100 Juta Suntikan, Pemerintah Ingatkan untuk Tetap Jaga Prokes

Untuk mendapatkan bantuan ini, pelaku ekraf harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia, memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lainnya.

CEO THENBLANK, Mutiara Kamila Athiyya, sebagai salah satu pelaku ekraf yang pernah menerima bantuan merasa sangat terbantu.

Pengusaha muda ini pernah mendapatkan Bantuan Subsidi Upah serta insentif pajak dari pemerintah. Ketika berhasil bangkit, Mutiara terdorong untuk memberikan bantuan kepada pelaku ekraf lain yang terdampak pandemi.

Misalnya dengan membagikan 3000 meter kain kepada UMKM bidang fashion dan dikirim langsung ke seluruh Indonesia.

Ia juga berencana melakukan beberapa kolaborasi dengan musisi atau pengusaha kuliner, agar semakin banyak pelaku ekraf yang pulih dari tekanan pandemi.

Kendati pandemi tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat, dengan upaya adaptif, inovatif, dan kolaboratif, sektor usaha diharapkan dapat kembali bangkit dan berdaya untuk negeri.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x