> >

Mengasah Bakat dan Kreativitas Anak Sejak Dini

Advertorial | 22 Juni 2022, 19:14 WIB
Episode Polling ke-43 yang dipandu Iryanda Mardanuz akan berbincang bersama Principal Tunas Muda School Kedoya, Ms. Rachel Groves dan Principal Tunas Muda School Meruya, Dr. Ridwan Bachtra. (Sumber: Dok. Polling)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Episode Polling ke-43 yang dipandu Iryanda Mardanuz akan berbincang bersama Principal Tunas Muda School Kedoya, Ms. Rachel Groves dan Principal Tunas Muda School Meruya, Dr. Ridwan Bachtra.

Perbincangan ini membahas proses mengasah bakat dan kreativitas di Tunas Muda School, dan juga bagaimana proses para siswa dalam menghadapi proyek akhir mereka.

Tunas Muda School merupakan sekolah Katolik di Indonesia yang berdiri sejak 1994. Ada dua cabang Tunas Muda School, yaitu di Kedoya dan Meruya.

Visi Tunas Muda School adalah menjadi lembaga pendidikan Katolik terkemuka yang mengembangkan tunas-tunas muda unggulan dengan serangkaian karakter luhur.

Siswa dibekali nilai-nilai karakter, diantaranya keimanan yang kuat, kebijaksanaan, berpengetahuan luas, berpikiran terbuka, penuh hormat, dan peduli satu sama lain.

Selain teori, sekolah berfokus pada konsep, big idea, keterampilan, serta pengalaman belajar yang bermanfaat bagi masa depan siswa.

Tidak hanya siswa, sekolah melibatkan guru, orang tua, serta lingkungan sebagai tempat siswa tumbuh dan berkembang.

Dengan begitu, siswa dapat mengembangkan diri baik secara akademis, kreativitas, hingga keterampilan untuk mempersiapkan para siswa menghadapi tantangan dunia global.

Namun, yang tidak kalah penting adalah membuat siswa tetap merasa senang pergi ke sekolah sehingga mereka dapat belajar tanpa rasa terpaksa.

Moto yang dimiliki Tunas Muda School adalah “Everyone is a shining star”.

Program di Tunas Muda School

Tunas Muda School mengadopsi program International Baccalaureate (IB) sebagai metode pembelajaran sejak 2003 untuk mendukung siswa mengembangkan diri dalam berbagai aspek.

Program IB terdiri dari Primary Years Programme (PYP) sejak anak berusia 3 tahun sampai lulus kelas 6. Selama masa PYP siswa dibekali pembentukan karakter, pola pikir, serta pembelajaran sebagai fondasi mendasar.

Setelah lulus PYP, siswa dapat melanjutkan pendidikan kelas 7–10 melalui Middle Years Programme (MYP). Program MYP memungkinkan siswa berpikir kritis sekaligus menggali minat lebih dalam melalui berbagai aktivitas, termasuk personal project sebagai tugas akhir tiap siswa.

Lebih lanjut, Diploma Programme (DP) merupakan pre-university program sebagai persiapan siswa ke jenjang perkuliahan. Siswa dapat memilih pelajaran yang paling sesuai dengan minat dan bakat sambil mempersiapkan ujian masuk universitas sesuai pilihan.

Mata pelajaran yang dapat diambil seperti fisika, kimia, biologi, environmental science, computer science, geografi, business, dan economic. Selain itu, ada tiga level matematika yang dapat disesuaikan kebutuhan.

Siswa akan didampingi konselor dengan melibatkan orang tua untuk mengarahkan ke masa depan yang paling sesuai dengan passion dan talenta siswa.

Di tiap tahap tersebut, para siswa diminta untuk menunjukkan keterampilan. Sebagai contoh, PYP Exhibition, Personal Project Exhibition, dan Visual Art Exhibition sebagai bagian dari proyek akhir mereka.

Tunas Muda School mengajarkan proyek ekshibisi sebagai bentuk selebrasi terhadap hal-hal yang sudah dipelajari siswa. Siswa dapat memilih topik yang disukai selama berfokus pada isu di kehidupan nyata, seperti isu lingkungan dan sosial.

Setelah siswa menemukan topik untuk dijadikan proyek akhir, siswa diminta untuk melakukan penelitian termasuk melakukan wawancara dan kunjungan. Para guru akan mengawasi sambil memberikan saran untuk membantu siswa.

Siswa juga dapat memilih mengadakan pameran seni dengan persiapan selama kurang lebih 1,5 tahun. Siswa harus terlebih dahulu mencari inspirasi karya seni, membuat laporan selama proses berlangsung, baru membuat karya sesuai media yang diinginkan.

Siswa nantinya akan memamerkan, menjelaskan, serta menjawab pertanyaan terkait penelitian yang dikerjakan di hari ekshibisi. Setelah ekshibisi, siswa akan diberikan feedback sebagai pembelajaran tambahan bagi siswa.

Testimoni Siswa Tunas Muda School

Polling kali ini juga mengajak empat orang siswa menceritakan pengalamannya selama bersekolah di Tunas Muda School. Ada Paige Santoso dan Akiva Sardi (PYP Student), Kenzo Tjandra (MYP Student), dan Calysta Sutanto (DP Student).

Salah satu keunikan Tunas Muda School adalah mendorong siswa untuk lebih mandiri, kreatif, sekaligus kritis melalui proyek akhir di tiap akhir jenjang pendidikan.

Siswa sudah membuat proyek mandiri untuk dipresentasikan sejak kelas 6. Proyek tersebut dapat berupa tugas individu ataupun kelompok yang diawasi mentor.

 Saat PYP Exhibition, Paige mengerjakan proyek berupa podcast empat episode. Paige memilih format podcast sebagai media berekspresi karena ingin pendengar dimana saja dapat lebih fokus pada suara dan topik yang dipaparkan.

Sementara itu, Akiva mengambil topik pernikahan anak sebagai penelitian proyek akhir di PYP Exhibition.

Berdasarkan penelitian Akiva, mayoritas pelaku pernikahan anak merupakan perempuan berusia 14–17 tahun yang dinikahkan dengan pria dewasa berusia di atas 40 tahun.

Di jenjang yang lebih tinggi ada Kenzo yang berfokus pada topik computer science. Kenzo membuat aplikasi personal assistance bernama EVA memanfaatkan AI layaknya Siri dan Google Assistance.

Calysta yang tengah mempersiapkan diri sebelum berkuliah menjabarkan proyek akhir di mata pelajaran visual art.

Calysta mengambil tema ‘dream of life’ dengan media mix tiga dimensi dan cat akrilik.

Menurut Calysta, Tunas Muda School telah menerapkan IB System dengan baik dalam kesehariannya.

Selama mengenyam pendidikan di Tunas Muda School, Calysta mendapatkan banyak pengalaman selain ilmu secara teoritis.

Calysta mengatakan, Tunas Muda School tidak hanya mendukung siswa, tetapi juga memberi kesempatan dan bertanggung jawab terhadap kemampuan, minat, dan bakat siswa.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU