> >

Larangan Ekspor CPO Indonesia Bikin India Kelimpungan, Malaysia Kebanjiran Permintaan

Bbc indonesia | 29 April 2022, 17:58 WIB
Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh. (Sumber: Antara)

Sementara itu eksportir minyak sawit terbesar kedua, Malaysia, tengah berjuang untuk memenuhi jumlah permintaan yang lebih tinggi. Untuk pengiriman cepat, Malaysia meminta harga mendekati rekor tertinggi.

Saat ini, para pembeli minyak sawit bergegas memesan dan membeli minyak dari Malaysia, tapi Malaysia belum bisa memenuhi permintaan, kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati.

Malaysia wajib memenuhi komitmen lama mereka dan tidak dapat menyediakan minyak sawit untuk pengiriman cepat, katanya.

Pengiriman minyak sawit menyumbang hampir 60% dari seluruh pengiriman minyak nabati dunia. Minyak sawit bisa digunakan dalam segala hal, seperti memasak, produksi kosmetik, sampai pembuatan produk-produk pembersih. Indonesia, sebagai produsen utama, menyumbang sekitar sepertiga dari semua ekspor minyak nabati.

India dalam masalah

Dua pertiga kebutuhan minyak nabati India dipenuhi dari impor. New Delhi mengandalkan minyak sawit setelah pasokan minyak bunga matahari dari eksportir utama, Ukraina, dihentikan karena invasi Rusia.

Minyak kelapa sawit sempat diperdagangkan dengan diskon yang besar dibandingkan dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari pada awal bulan ini. Hal itu mendorong India meningkatkan pembelian minyak sawit untuk kebutuhan pada Mei, kata seseorang dari salah satu perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai.

"Jumlah itu sekarang tertahan karena keputusan yang mengejutkan dari Indonesia," katanya.

Sementara itu, negara-negara kawasan Laut Hitam menyumbang 60% produksi minyak bunga matahari dunia dan 76% ekspor minyak bunga matahari, sedangkan Indonesia dan Malaysia menyumbang sebagian besar pengiriman minyak sawit global. Argentina, Brasil, dan Amerika Serikat adalah pemasok utama minyak kedelai.

"Akan ada kekurangan di pasar. Tidak ada cara untuk meningkatkan pasokan," kata Govindbhai Patel, direktur pelaksana perusahaan perdagangan G.G. Patel & Nikhil Research Company.

Bulan depan, India memasuki musim pesta pernikahan dan festival yang berarti persediaan terbatas di tengah permintaan yang kuat, bisa mendongkrak harga minyak, kata Patel.

Penulis : Redaksi-Kompas-TV

Sumber : BBC


TERBARU