> >

Tanggapi 'Luhut Antek China', Luhut: China Generous Kasih Teknologinya

Ekonomi dan bisnis | 10 Maret 2021, 12:06 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengajak Menteri Luar negeri China Wang Yi untuk melihat keindahan alam Danau Toba, Sumatera Utara, Rabu, 13 Januari 2021. (Sumber: Dokumentasi Facebook Resmi Luhut Binsar Pandjaitan.)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah anggapan kalau dirinya adalah antek China. Menurut Luhut, ia mendekati China karena bisa memberi keuntungan bagi Indonesia. Ia juga akan melakukan hal yang sama dengan negara lain.

"Orang bilang dulu saya anteknya China, dalam hati saya bilang, nenek kau antek China emang lu bisa beli gue. Tapi saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik dan Amerika juga memberikan keuntungan," ujar Luhut dalam Rakernas BPPT 2021, Selasa (9/3/21).

Menurut Luhut, saat menjalin kerja sama dengan China, negara itu mau berbagi teknologi dengan Indonesia. Salah satu proyek hasil investasi China yang dikawal Luhut adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan: Saya Sedih Anak Muda Lacurkan Profesionalisme demi Uang

"Itu sebabnya kenapa saya datang dengan Tiongkok, kenapa? Karena Tiongkok menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya, sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," imbuh Luhut.

Transfer teknologi, lanjutnya, sangat penting untuk Indonesia yang masih ketinggalan. Sehingga negara mana pun yang membagi teknologinya harus didekati.

Salah satu negara yang akan berinvestasi di Indonesia adalah Uni Emirat Arab (UEA). Luhut menyatakan, UEA sudah berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 3,8 miliar ke Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Pecat Pejabat Akibat Impor Pipa, Luhut: Pertamina Ngawurnya Minta Ampun

"Tapi sekarang negara Middle East juga investasi kok, kemarin dia datang menteri Suhail, US$ 3,8 miliar. Kenapa bisa? Ya karena kita letakkan Indonesia itu sebagai negara penting, negara kaya, negara hebat," kata Luhut.

Salah satu sektor yang diminati UEA adalah pertahanan. Pihak Indonesia dan UEA sudah membicarakan teknologi pembuatan senjata tempur sampai pembuatan roket.

"Sekarang apa? Industri persenjataan pak, riset kita dengan UEA, IT-nya sharing sama kita. Bicara assault riffle, bicara mengenai kapal, roket, aspal. Apa yang nggak bisa," tandasnya. 

Penulis : Dina-Karina

Sumber : Kompas TV


TERBARU