> >

Industri Asuransi Terdampak Pandemi, BUMN Indonesia Re Cari Terobosan Agar Bisa Bertahan

Bumn | 6 Mei 2021, 15:09 WIB
BUMN reasuransi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re (Sumber: Dok. Indonesia Re)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi industri asuransi dan reasuransi. Lantaran perusahaan tak hanya dituntut untuk dapat bertahan dan beradaptasi, tapi juga berinovasi sekaligus tetap dapat meraup laba.

Oleh karena itu, BUMN reasuransi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, mengajak pelaku industri asuransi untuk berdialog tentang rencana bisnis ke depan. Agar perusahaan asuransi atau ceding company dan perusahaan reasuransi, tetap bertahan di masa pandemi.

Yaitu lewat forum dialog Indonesia Re Insight, yang disiarkan secara virtual, Kamis (06/05/2021). Acara ini diikuti oleh 75 perusahaan asuransi umum di Indonesia.

Baca Juga: Persiapan Kebiasaan Baru di Sektor Pariwisata, Asuransi Wisatawan Jadi Kebutuhan

Corporate Solution Division Head Indonesia Re, Winarko menyatakan, melalui Indonesia Re Insight, pihaknya berharap mendapatkan masukan dari para ceding company sebagai upaya Indonesia Re untuk terus meningkatkan pelayanan bagi industri asuransi nasional.

"Melalui event strategis ini, kami mendorong adanya dialog dan masukan kepada kami, khususnya di tengah kondisi yang serba tak pasti seperti saat ini akibat pandemi," kata Winarko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas TV.

"Dengan demikian, kami dapat berbenah diri dan memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada para ceding company" lanjutnya.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), kinerja industri asuransi umum mengalami tekanan sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Pendapatan premi asuransi umum sebesar Rp76,9 triliun pada kuartal-IV 2020. Jumlah itu menurun 3,6 persen dibanding periode yang sama di 2019.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Bentuk Holding Asuransi BUMN PT BPUI

Pertumbuhan premi asuransi umum selama ini memang banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal-IV 2020, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 2,19 persen.

Pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor, yang selama ini jadi penyumbang terbesar asuransi umum, turun hingga 21,3 persen di periode yang sama. Yaitu dari Rp18,7 triliun menjadi Rp14,7 triliun.

Pembicara kunci dalam acara ini adalah Co-Founder Crisis Management Centre & Vice Dean, PPM School of Management, Aries Heru Prasetyo.

"Di 2021-2022, dunia usaha harus mengantisipasi jika wabah ini masih belum sirna. Caranya, dengan memantabkan ketahanan di bidang keuangan, operasional, dan komersial," ujar Aries dalam paparannya.

Baca Juga: Sejauh Mana Pihak Asuransi Memberikan Perlindungan Bagi Nasabah Yang Terkena Virus Corona?

Sementara itu, pendapatan premi Reasuransi Umum kuartal-IV tahun 2020 tercatat sebesar Rp21,7 triliun. Tumbuh sebesar 27,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yaitu Rp17 triliun.

Dari sisi klaim, tercatat sebesar Rp12,3 triliun, meningkat sebesar 98,6 persen dibanding dengan periode yang sama di 2019 yang hanya Rp6,2 triliun.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyarankan industri asuransi dan reasuransi melakukan sejumlah terobosan, agar bisa bertahan saat pandemi.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A, OJK Ahmad Nasrullah, perusahaan asuransi kini harus menjual produknya secara online. Meskipun sebelumnya terbiasa bertemu langsung dengan konsumen.

Baca Juga: Nasabah Asuransi Jiwa Bumiputera Unjuk Rasa Tuntut Dana Klaim yang Belum Dibayar Sejak 2018!

“Tolong dikomunikasikan dengan teman-teman anggota (asosiasi) untuk lebih proper. Berdasarkan hasil evaluasi, kita akan diskusikan tahun depan untuk bisa (penjualan secara digital) diterapkan secara permanen,” kata Ahmad pada 17 Desember 2020.

Ahmad mengharapkan agar para penyelenggara asuransi bisa menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat. Lantaran saat pandemi juga muncul berbagai kasus gagal bayar di industri asuransi.

“Ketiga, harus kita antisipiasi dan mitigasi risiko, walau vaksin sudah datang, kita jaga-jaga untuk kemungkinan terburuk. Bila ini (pandemic) berlanjut di 2021, bagaimana mitigasi risikonya,” pungkasnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU