> >

Bank Syariah Indonesia RUPSLB Selasa Ini, Tuan Guru Bajang Digadang-gadang Jadi Komut

Perbankan | 24 Agustus 2021, 12:03 WIB
Logo Bank Syariah Indonesia (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Selasa, 24 Agustus 2021.  Adapun, mata acara RUPSLB tersebut adalah Perubahan Susunan Dewan Komisaris Perseroan.

Menurut keterbukaan informasi yang disampaikan BRIS kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/8/2021) lalu,  manajemen Bank Syariah Indonesia (BSI) menyatakan bahwa para pemegang saham dapat mengikuti jalannya rapat dengan mengakses fasilitas eASY yang disediakan KSEI lewat htpps://akses.ksei.co.id.  

Manajemen BSI (BRIS)  menyebut, mata acara RUPSLB yang dimaksud, sesuai dengan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, yang mengatur bahwa Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, khususnya Pasal 23 ayat 1 juncto Pasal 3 ayat 1. 

Melansir dari laman Kontan.co.id, dalam RUPSLB Selasa ini, akan ada perubahan jabatan Komisaris Utama yang saat ini dijabat Mulya E. Siregar.

Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi atau biasa disapa Tuan Guru Bajang digadang-gadang yang akan menjadi komisaris utama di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). 

Profil Tuan Guru Bajang & Catatan Track Record

Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. (Sumber: Instagram @tuangurubajang)

TGB yang berusia 49 tahun ini lahir di Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Ia akan menggantikan Mulya E. Siregar menjadi komisaris utama di BSI. 

Baca Juga: Ada 1,18 Juta Rekening di Jateng dan DIY yang Bermigrasi ke Bank Syariah Indonesia

Mulya sendiri adalah mantan komisaris di Bank Syariah Mandiri sebelum menjabat komisaris Bank Syariah Indonesia (BRIS) pada Februari 2021 lalu. Diketahui pula Bank Syariah Mandiri merger menjadi entitas BRIS dengan bank syariah milik negara sejak 2017-2021. 

Terpilihnya TGB menjadi komisaris utama BRIS  adalah pengalamannya di industri syariah. “Ini akan melengkapi manajemen BRIS dengan pengalaman TGB,” ujar seorang sumber yang tak disebutkan oleh Kontan.

TGB yang menjabat Gubernur NTB dua periode dari tahun 2008 – 2018, dinilai punya pengalaman lantaran sebelumnya bisa mengkorversi Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah pada tahun 2018. 

Lalu, selama menjabat Gubernur NTB, TGB juga melakukan merger semua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di seluruh kabupaten/kota se- NTB menjadi satu PT BPR.

Ini sejalan dengan target penyelesaian operasional merger tiga bank syariah terbesar di Indonesia  yaitu PT BRI Syariah, PT Bank BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri. Saat ini, BRIS  tengah menyelesaikan operasional merger, dari sistem informasi, produk, konsumer hingga corporate. 

Tak hanya itu, rekam jejak TGB sebagai gubernur juga panjang. Seperti, dalam dua periode kepemimpinan di NTB, TGB sukses mengangkat NTB dari predikat sebagai provinsi tertinggal. 

Dalam jangka waktu 2014-2016, laju pertumbuhan ekonomi NTB meningkat dengan 9,9 persen. Prestasi ini membuat NTB mendapat predikat pertumbuhan ekonomi terbaik. Bahkan melampaui nasional yang saat itu hanya sebesar 4,9 persen.

TGB berhasil menekan angka pengangguran di NTB hingga 3,32 persen. Prestasinya ini menyematkan NTB sebagai provinsi ke-6 dengan angka pengangguran terendah. Dengan sejumlah prestasi tersebut, TGB diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaik bagi kinerja BRIS.

Adapun, sehari jelang RUPSLB, harga saham BRIS mencapai Rp 2.200 per saham dalam penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Senin 23 Agustus, naik 2,33 persen.

Baca Juga: Luhut Lobi Arab Saudi Suntik Modal ke Bank Syariah Indonesia

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id


TERBARU