> >

Wapres Sebut Pertanian Tulang Punggung Ekonomi Saat Pandemi, Kesejahteraan Petani Masih Jadi PR

Ekonomi dan bisnis | 13 September 2021, 12:39 WIB
Petani di Desa Brobot, Purbalingga, Jawa Tengah, memikul gabah yang baru dipanen, Selasa (23/3/2021). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyatakan, sektor pertanian hadir sebagai tulang punggung perekonomian nasional selama pandemi. Di saat sektor lain kinerjanya merosot, sektor pertanian justru mampu tumbuh.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2020, sektor pertanian mampu tumbuh 1,75 persen.

"Kita bersyukur, di tengah disrupsi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, sektor pertanian ternyata mampu hadir sebagai tulang punggung bagi perekonomian nasional," kata Ma'ruf saat membuka “Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021”, yang disiarkan kanal YouTube TVTani Indonesia, Senin (13/9/2021).

Menurut Ma'ruf, Food and Agriculture Organization (FAO) sudah memberikan peringatan pandemi berpotensi mengakibatkan krisis pangan global.

Baca Juga: Sempat Tak Percaya Omongan Petani, Jokowi: Sembilan Saja Sudah Kaget, Ini Tambah Lagi 14

Pandemi dikhawatirkan akan berimplikasi pada kebijakan pangan masing-masing negara dan menurun kan kemampuan produksi mereka.

"Terkait pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, alhamdulilah Pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia," ujar Ma'ruf.

BPS mencatat, hingga pekan ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,60 juta ton. Ekspor pertanian juga meningkat. Dari Januari hingga Juli 2021, ekspor pertanian mencapai 2,24 miliar dolar AS. Jumlah itu naik 8,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sektor pertanian juga masih membuka lapangan kerja yang paling banyak. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021 memperlihatkan, sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah sektor pertanian, kehutanan, dan Perikanan, yaitu sebesar 29,59 persen.

Baca Juga: Harga Anjlok! Petani Buka Wisata Petik Cabai

Angka itu naik 0,36 persen dibandingkan Februari 2020, yang sebesar 29,23 persen.

Di sisi lain, kontribusi sektor pertanian dengan tingkat kesejahteraan petani memang belum seimbang. Berdasarkan data BPS tahun 2020 menurut sumber penghasilan utama, jumlah rumah tangga tergolong miskin di Indonesia sebagian besar berasal dari sektor pertanian, yaitu 46,30 persen.

"Peningkatan kesejahteraan petani masih menjadi PR (pekerjaan rumah) Pemerintah yang harus diselesaikan," tutur Ma'ruf.

"Inovasi dan terobosan melalui antara lain Reformasi Pertanian, Intensifikasi Produksi, dan Peningkatan Akses Pasar menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani," tambahnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Fadhilah

Sumber :


TERBARU