> >

Buntut Harga Telur Anjlok dan Harga Jagung Tinggi, Peternak Gugat Mentan Rp36 Miliar

Ekonomi dan bisnis | 27 September 2021, 13:22 WIB
Ilustrasi - Pekerja menata telur yang baru selesai dipanen disalah satu sentra peternakan ayam petelur di Blitar, Jawa Timur. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Kemudian, meminta Syahrul memberi asuransi pertanian/peternakan ketika peternak mengalami kerugian akibat harga jual yang rendah.

"Pemerintah berkewajiban mengutamakan produksi pertanian dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional melalui pengaturan impor komoditas pertanian sesuai dengan musim panen dan/atau kebutuhan konsumsi dalam negeri," lanjut isi petitum.

PPRN juga menuntut Syahrul membatasi impor ayam indukan untuk menghindari over supply live bird (ayam hidup). Hal itu untuk menciptakan stabilitas harga komoditas, terutama menjaga penurunan harga pada saat panen raya sehingga petani/peternak mendapatkan keuntungan.

Gugatan tersebut, adalah buntut dari masalah perunggasan nasional yang dialami peternak ayam saat ini. Yaitu harga telur yang anjlok dan harga jagung yang melambung.

Baca Juga: Harga Telur Anjlok, Peternak: "Ini Terparah, Mau Nangis..."

Rendahnya harga telur membuat peternak tak punya pilihan. Mereka harus rela menjual telur dengan harga murah, agar bisa membeli pakan ayam. Sedangkan harga pakan ayam saat ini justru naik, hingga akhirnya membuat peternak merugi.

Harga pakan unggas sudah naik 15 persen, akibat harga bungkil kedelai seiring dengan kenaikan harga kedelai di pasar global.

Peternak sudah mengakali kenaikan harga pakan dengan membuat pakan ayam sendiri berbahan utama jagung. Tapi, harga jagung juga sedang naik dan pasokannya susah didapat.

Kondisi peternak ayam petelur juga diperparah dengan naiknya harga anakan ayam, sejak beberapa tahun terakhir.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU