> >

Kepercayaan Investor UEA Membaik, Indonesia Raup Investasi Rp 642,2 Triliun

Ekonomi dan bisnis | 11 November 2021, 15:47 WIB
Ketua Satgas Percepatan Investasi sekaligus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Sumber: Instagram @bahlillahadalia)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia berhasil meraih komitmen investasi sebesar 44,6 miliar dolar AS atau setara Rp 642,2 triliun (kurs Rp 14.400 per dollar AS) dari kunjungan Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kepercayaan investor UEA semakin membaik. Bahkan, pemerintah UEA menyampaikan bahwa kini Indonesia berubah sejak diimplementasikannya UU Cipta Kerja.

"Khusus Uni Emirat Arab, kita punya komitmen total investasi yang sudah kita teken sebesar 44,6 miliar dolar AS. Ini bukan angka kaleng kerupuk," katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis (11/11/2021), dikutip dari Antara

Bahlil menjelaskan komitmen investasi tersebut juga termasuk sebesar 18 miliar dolar AS investasi yang akan ditangani Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi/LPI).

Selanjutnya, sejumlah sektor yang dibidik dalam komitmen investasi secara keseluruhan meliputi proyek infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, data center, hilirisasi pertambangan hingga energi baru terbarukan (EBT).

Di antara komitmen yang diteken itu, Bahlil juga menyebut, ada proyek hilirisasi batubara yang jadi terjemahan visi Presiden Jokowi terkait transformasi ekonomi.

Baca Juga: UEA Akan Investasi Rp642 T di Indonesia, Produk Susu hingga Energi Terbarukan

Proyek yang diteken dengan perusahaan asal AS, Air Products, akan melakukan hilirisasi batubara rendah kalori menjadi produk Dimethyl Ether (DME) yang selanjutnya akan jadi pengganti pasokan LPG yang selama ini masih diimpor.

"Dengan ini, kita akan perlahan kurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME. Ini harganya lebih murah juga. Jadi, substitusi impor dapat, kedaulatan energi perlahan bisa kita dorong. Kemudian, neraca perdagangan bisa kita jaga. Dan tentu ini akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan nilai tambah," ujarnya.

Lebih lanjut, mengenai kepercayaan investor UEA, dalam beberapa statement (pernyataan) Pemerintah UEA mengatakan, Indonesia sekarang berubah pasca pemberlakuan UU Cipta Kerja.

“Artinya ada kepastian, ada transparansi, ada rasa efisiensi dan kecepatan, itu mulai terjadi. Memang ini tidak gampang, ini pekerjaan yang harus kita kerjakan bersama," kata Bahlil.

Ia pun meyakini, masuknya investasi UEA akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik ke depan. Kendati ia akui, masih butuh waktu untuk bisa merealisasikan komitmen investasi UEA.

Ia berharap komitmen investasi UEA akan bisa terealisasikan seluruhnya paling lambat awal 2024 atau sebelum pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin selesai. Bahlil pun berharap Indonesia ke depan bisa jadi negara yang disegani dari sisi ekonomi.

"Saya punya keyakinan, kalau apa yang sudah kita rencanakan ini terwujud, maka 3-4 tahun ke depan Indonesia insya Allah akan menjadi negara yang disegani dalam konteks ekonomi. Tidak ada cara lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hanya bisa kita dorong lewat investasi. Untuk dorong ekonomi yang berkualitas, kita harus dorong dengan investasi," ujarnya.

Baca Juga: Produsen Gula Terbesar Ke-5 Dunia Akan Investasi Rp28 Triliun di RI

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU