> >

IBC Ingin Akuisisi Produsen Mobil Listrik Jerman, Ahok: Tidak Layak Dibeli

Bumn | 24 November 2021, 13:54 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ia menikahi rencana akuisisi produsen mobil listrik asal Jerman oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) tidak layak.. (Sumber: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan, rencana akuisisi Indonesia Battery Corporation (IBC) terhadap perusahaan mobil listrik asal Jerman, StreetScooter, tidak layak.

Pertamina sendiri adalah pemegang 25 persen saham di IBC, yang merupakan holding BUMN baterai kendaraan listrik. Saat ini, Pertamina masih mencermati hasil due diligence atau uji kelayakan proyek tersebut. Namun secara pribadi, Ahok menolak rencana akuisisi tersebut.

"(Untuk keputusan Pertamina) Saya harus cek ke dewan komisaris lainnya. Kalau saya, setelah lihat hasil due diligence sudah bisa disimpulkan Proyek Odin tidak layak dibeli," kata Ahok seperti dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (24/11/2021).

Ahok menjelaskan alasannya tidak menyetujui rencana tersebut. Yaitu akuisisi itu tidak bisa membantu tujuan IBC membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Ada juga alasan lainnya merujuk hasil uji kelayakan, namun tidak bisa diungkapkan noleh Ahok.

Baca Juga: Jokowi ke Kepala Daerah: Uang Sendiri Tidak Digunakan Kok Ngejar Orang Lain?

Rencana tersebut juga sudah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Presiden Joko Widodo.

"Jika tidak sesuai dan tidak bisa membangun ekosistem EV (electric vehicle/kendaraan listrik) Indonesia, tidak akan lakukan akuisisi Odin oleh IBC," ucap Ahok.

Sebelumnya, dalam kanal YouTubenya, Ahok mengingatkan direksi Pertamina agar jangan memberikan penilaian atau future valuasi tanpa dasar yang kuat.

Menurut Ahok, daripada mengakuisisi perusahaan mobil listrik Jerman senilai 170 juta dollar AS, lebih baik menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ITS kini tengah mengembangkan mobil listrik yang dijual dengan harga termurah Rp20 juta.

Baca Juga: Mulai 24 Desember - 2 Januari 2022, Mal Buka sampai Jam 22.00 Waktu Setempat

Apalagi jika direksi beralasan, akuisisi itu untuk memperluas kemungkinan Indonesia masuk ke pasar mobil listrik Amerika dan China. Kedua pasar itu sudah dikuasai Tesla dan Wuling.

"Kita sudah punya aki, kita lebih baik ngembangin anak-anak ITS. Kalau Anda masih kurang ngerti, kenapa enggak ajak Wuling atau misalnya perusahaan China. Gue mau kembangin mobil pakai merk gue boleh ngak? boleh dong," ucap Ahok dalam kanal YouTube nya.

Langkah tersebut dulu pernah ditempuh oleh Bimantara dan Timor milik Tommy Soeharto.

BUMN lainnya yang memiliki saham di IBC adalah MIND ID, Antam, dan PLN yang masing-masing memiliki n porsi 25 persen saham.

Baca Juga: Beroperasi Otomatis, Cuma Ada 2 Petugas Ini di LRT Jabodebek

Dalam Indonesia Battery Corporation, MIND ID bersama Antam berperan untuk menyediakan bijih nikel. Pertamina menjalankan bisnis manufaktur produk hilir meliputi pembuatan baterai cell, baterai pack, dan ESS.

Sedangkan PLN akan berperan untuk pembuatan sel baterai, penyediaan infrastruktur SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan pengintegrasian sistem manajemen energi (energy management system/EMS).

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU