> >

Menkeu Sri Mulyani Sebut Roda Ekonomi Dunia Bisa Naik 26 Persen bila Capai Kesetaraan Gender

Ekonomi dan bisnis | 22 Desember 2021, 20:09 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Sri Mulyani menegaskan kesetaraan gender dapat menambahkan nilai perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) global. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan kesetaraan gender dapat menambahkan nilai perekonomian dunia atau Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 26 persen pada tahun 2025.

Sri Mulyani merinci, kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki, belum termasuk gender lainnya, dapat menambah PDB dunia sebesar 28 triliun dolar AS.

"Ini adalah saat kita dengan penuh menyetarakan peran perempuan dengan laki-laki, khususnya di ekonomi dan pasar ketenagakerjaan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam acara Kick-Off Ceremonial G20 Empower dan Women20 secara daring di Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Baca Juga: Kekerasan Seksual Marak, Pimpinan DPR Diminta Tak Lagi Tunda Pengesahan RUU TPKS

Melansir Antara, Sri Mulyani menyebut, percepatan langkah kesetaraan perempuan saja dapat verpotensi mendongkrak ekonomi dunia berpotensi setidaknya 12 triliun dolar AS atau 11 persen dari PDB global di tahun 2025.

Sebab itu, Sri Mulyani yakin keuntungan dari kesetaraan gender ini sangat nyata, meskipun masih belum juga tercapai hingga saat ini.

Menurut Sri Mulyani, kajian World Economic Forum menunjukkan bahwa akan memakan waktu sekitar 100 tahun agar dunia bisa mencapai kesetaraan gender.

"Jadi ini adalah jalan yang sangat panjang bagi kita semua," kata Menkeu Sri Mulyani.

Meski begitu, ia mengingatkan populasi perempuan di dunia sangat besar dan hampir separuh dari penduduk dunia, sehingga kesetaraan gender tidak hanya baik dari segi moral, tetapi sangat pintar dan benar dari sudut pandang strategi ekonomi.

Dari sudut pandang ekonomi, kata Sri Mulyani, investasi dalam sumber daya manusia jelas sangat penting bagi masa depan ekonomi atau bangsa mana pun.

Baca Juga: Setiap Hari Terjadi 15 Kasus Kekerasan Seksual, tapi RUU TPKS Tak Kunjung Disahkan

"Peran seorang wanita adalah kunci dalam mempromosikan kesejahteraan bersama untuk semua, yang merupakan hal penting untuk kelangsungan, serta keberlanjutan bagi setiap bangsa atau negara," kata Menkeu Sri Mulyani.

Rendahnya Kesempatan bagi Perempuan

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menemukan bahwa partisipasi perempuan semakin mengecil pada skala usaha yang lebih besar pada rentang 2018-2020.

Hasil penelitian LPEM FEB UI, partisipasi perempuan dalam usaha mikro sebesar 30,46 persen, pada usaha kecil 35,13 persen, dan pada usaha menengah 21,88 persen.

"Pelaku usaha perempuan menurun di skala usaha yang lebih besar. Makin ke atas, makin sedikit mereka yang bergerak di usaha tersebut," kata Asdep Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti.

Novi juga mengungkapkan keterlibatan perempuan di ruang publik juga masih rendah, masih jauh di bawah batas afirmasi keterwakilan 30 persen. 

Pihaknya pun menyoroti masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan, serta perempuan yang bekerja sebagai tenaga profesional masih di bawah 50 persen.

Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4 di Atas 5%

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU