> >

Mafia Karantina Bikin Harga E-Visa Mahal di Bali, Sandiaga: Sangat Prihatin

Ekonomi dan bisnis | 22 Februari 2022, 08:09 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meninjau gerai UMKM Bank BPD Bali Madolan. Sandi mengatakan akan memberi sanksi tegas kepada pelaku mafia karantina di Bali. (Sumber: Antara )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus mafia karantina di Bali dan memberinya sanksi tegas. Lantaran mereka membuat harga visa elektronik atau e-visa menjadi sangat mahal dan merugikan turis asing serta pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) lainnya.

“Kami tentunya sangat menyayangkan, sangat prihatin, bahwa di saat yang sulit seperti ini ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan,” kata Sandi dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (21/2/2022).

Kasus mafia karantina di Bali yang mematok harga e-visa, pertama kali diungkap Gubernur Bali I Wayan Koster pada pekan lalu. Menurut Sandi, banyak PPLN yang melapor karena dirugikan oleh mafia karantina.

Sandi menyebut kasus itu juga bisa mencoreng pariwisata Indonesia di mata dunia.

Baca Juga: Program Warm Up Vacation Bali, Turis Karantina di Hotel Tapi Bisa Main ke Pantai

“Bali ini sudah sangat diminati oleh para wisatawan. Semenjak (Bali) dibuka, mereka berbondong-bondong untuk mendapatkan visa dan akhirnya mereka tergiur dengan tawaran dari para agen yang tidak bertanggung jawab,” ujar Sandi.

Saat ini, Polda Bali telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus tersebut. Pemangku kepentingan terkait juga telah membuat help desk bagi wisatawan asing, untuk mencegah mereka menjadi korban mafia karantina.

Sandi menyampaikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain, untuk mengevaluasi dan mengoreksi kebijakan karantina PPLN WNA.

"Termasuk menyiapkan regulasi dan prosedur operasi standar/standard operating procedure (SOP) sebagai panduan operasional di lapangan. Juga prosedur melakukan PCR bagi PPLN ketika tiba di bandara, di mana pengawasannya dilakukan oleh tim yang melibatkan unsur teknis, termasuk dari Koordinator Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan,” kata Sandi.

Baca Juga: Ini Konsep Travel Bubble Bagi Delegasi Peserta G20: Karantina tapi Ada Hiburan

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU