> >

Inflasi Tembus 60 Persen, Argentina Naikkan Suku Bunga Acuan 300 Basis Poin

Ekonomi dan bisnis | 17 Juni 2022, 09:27 WIB
Seorang kasir mencari uang receh di mesin kasirnya, ketika uang peso Argentina terus terdevaluasi oleh inflasi selama bertahun-tahun, yang berarti orang perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar, di Buenos Aires, Argentina 23 Mei 2022. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Sebelumnya, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada hari Rabu (15/6/2022) waktu setempat. Kenaikan itu menjadi yang tertinggi sejak tahun 1994, guna menahan laju inflasi di Negeri Paman Sam.

Inflasi AS pada Mei 2022 tercatat mencapai 8,6 persen yang juga merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 1981.

Keputusan kenaikan suku bunga itu diambil dalam Federal Open Market Committee (FOMC). Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, kenaikan suku bunga dilakukan dengan pertimbangan matang. Pihaknya juga terus memantau pergerakan inflasi kedepannya.

FOMC juga menetapkan menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 1,5 persen-1,75 persen, naik dari nol pada awal tahun.

“Jelas, kenaikan 75 basis poin hari ini adalah yang luar biasa besar, dan saya tidak berharap pergerakan sebesar ini menjadi hal biasa. Keputusan ini dibuat dari pertemuan demi pertemuan, dan The Fed akan terus mengomunikasikan niat kami sejelas mungkin. Kami ingin melihat kemajuan hingga inflasi turun, tidak lama lagi," kata Powell seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga: BBM Bakal Kena Cukai, Siap-Siap Harga Naik? Ini Kata Pertamina

Apa yang dilakukan The Fed tidak akan berhenti disitu. Suku bunga acuan diperkirakan masih akan meningkat seiring dengan tingginya inflasi.
Menurut Powell, kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan berada di kisaran 3,4 persen hingga Desember 2022.

Jumlah itu naik dari proyeksi pada Maret 2022, sebesar 1,9 persen.

"Kegiatan ekonomi secara keseluruhan tampaknya telah meningkat. Lapangan kerja juga cukup luas, dengan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi yang tetap tinggi, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, seperti harga energi yang tinggi,” kata Powell.

Dengan naiknya suku bunga acuan, maka bunga kredit dan bunga simpanan di perbankan Amerika juga akan meningkat. Sehingga akan membuat masyarakat mengerem belanja mereka dan lebih memilih menyimpan dana mereka di bank.

Selain menekan laju inflasi, kenaikan suku bunga acuan juga akan menstabilkan harga-harga. Kenaikan harga di AS salah satunya dipicu melonjaknya harga BBM, akibat perang Rusia-Ukraina. Naiknya harga BBM akhirnya berimbas pada kenaikan harga barang-barang lainnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU